Pemerintah akan menempuh upaya sinkronisasi kebijakan yang berpihak pada industri baja nasional guna melindungi pasar dari serbuan produk impor, seiring dengan peningkatan kapasitas produksi baja di tingkat global. Apalagi, sebagai komponen dasar pertumbuhan ekonomi di setiap negara, industri baja adalah mother of industry bagi industri permesinan dan peralatan, otomotif, maritim, serta elektronik. Hal tersebut dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada The South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI) 2018 Conference and Exhibition di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan produsen baja di negara-negara berkembang tengah mengantisipasi kelebihan kapasitas baja global yang mengalami surplus terhadap kapasitas produksi hingga 700 juta metrik ton pada tahun lalu. Kondisi tersebut, diproyeksi Airlangga akan berdampak terhadap beberapa aspek, di antaranya adalah harga, lapangan pekerjaan, tingkat utilisasi dan profit bagi produsen baja. Selain itu berisiko terhadap keberlangsungan industri serta berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. antara