Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI Bambang Brodjonegoro mengatakan, perkembangan industri halal memiliki kaitan erat dengan daya saing produk manufaktur di suatu negara. Menurut Menteri, Indonesia sudah memiliki keunggulan di industri makanan dan minuman. Oleh karena itu, ia dalam diskusi tingkat tinggi bertajuk “Indonesia Pusat Ekonomi Islam Dunia” di Jakarta, Rabu (25 Juli), meminta industri makanan dan minuman Indonesia untuk memberi nilai tambah dan memperkuat citranya sebagai produk makanan dan minuman halal.
“Yang harus kita perhatikan kalau kita bicara halal industry adalah ini sebenarnya sangat terkait dengan daya saing produk manufaktur kita. Sebenarnya misalnya kita bicara bahwa industri pengolahan makanan minuman kita adalah salah satu jenis industri manufaktur yang paling kompetitif, salah satu jenis industri manufaktur yang ekspornya tinggi. Nah tinggal sekarang bagaimana kita memperkuat branding bahwa untuk produk makanan dan minuman Indonesia yang sudah kompetitif tadi itu menjadi produk makanan dan minuman halal. Salah satu yang punya daya saing adalah makanan dan minuman.” Ungkap Bambang Brodjonegoro
Menteri Bambang Brodjonegoro berharap, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk–produk industri halal. Sebab, jika produksi industri halal Indonesia bisa diekspor, maka akan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Oleh karena itu, menurut Bambang Brodjonegoro, Pemerintah Indonesia harus secara cermat dapat memantau komoditas yang permintaannya tinggi. Salah satu di antaranya adalah permintaan akan produk halal seperti makanan dan minuman. Hadir dalam diskusi itu, antara lain Menteri Perekonomian,Menteri Pariwisata, Ketua Majelis Ulama Indonesia, dan Gubernur Bank Indonesia. Rezha