Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet terbatas membahas penanganan bencana alam yang menimpa Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Kantor Presiden Jakarta. Dalam arahannya, Presiden mengatakan dirinya terus memantau proses penanganan dampak dari bencana sekaligus mendapatkan laporan penanganan langsung dari lapangan, baik terkait jumlah korban meninggal serta dampak kerusakan yang dihasilkan oleh bencana gempa bumi tersebut.
Presiden mengaku telah memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta pihak terkait lainnya untuk bergerak langsung dengan memfokuskan upaya pada evakuasi warga dan wisatawan yang terdampak bencana. Upaya ini termasuk dengan memberikan perawatan dan penanangan para pengungsi.
Terkait proses evakuasi, Presiden menggaris bawahi pentingnya memprioritaskan pencarian korban yang belum ditemukan. Presiden juga meminta agar BNPB dan seluruh pihak terkait agar memastikan ketersediaan logistik selama proses penanganan korban bencana.
‘’Saya minta evakuasi yang belum ditemukan harus menjadi prioritas dan saya mendapatkan laporan dari lapangan proses pencarian korban terus dilakukan secara intensif. Dan sudah banyak mulai dari menggerakkan alat berat, dan untuk penanganan pengungsi dan korban gempa saya minta untuk dipastikan ketersediaan logistik tenda selimut makanan terutama makanan untuk bayi obat-obatan pasokan air serta yang berkaitan dengan listrik’’.
Jika masa tanggap darurat telah dilewati, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya proses rehabilitasi bagi bangunan rusak yang terdampak bencana. Proses ini menurut Presiden, termasuk pada upaya rekonstruksi bangunan baik perumahan maupun fasilitas umum bagi masyarakat.
Lebih lanjut Presiden juga menekankan pentingnya meningkatkan edukasi bagi masyarakat, terutama terkait mitigasi bencana. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekaligus kesiap-siagaan dalam menghadapi bencana alam. Ndy