Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) adalah suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama yaitu membaca, matematika dan sains. Tes ini bersifat diagnostik yang digunakan untuk memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan. Indonesia telah berpartisipasi dalam studi PISA sejak tahun 2000.
Hasil PISA 2022 menunjukkan peringkat Indonesia untuk literasi membaca dan matematika naik 5 posisi dibanding sebelumnya, sedangkan untuk literasi sains naik 6 posisi. Peningkatan ini mengindikasikan resiliensi atau ketahanan yang baik dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan , Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi learning loss atau hilangnya pembelajaran akibat pandemi. Nadiem Makarim menambahkan, salah satu faktor yang mendorong naiknya peringkat Indonesia pada PISA 2022 adalah pelatihan guru yang disediakan oleh Kemendikbudristek melalui Platform Merdeka Mengajar disertai adanya materi pembelajaran secara daring dan hibrida.
Naiknya peringkat literasi untuk membaca, matematika dan sains tentu menjadi kabar yang menggembirakan buat sektor pendidikan Indonesia. Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Kemendikbudristek pada tahun 2022 terbukti telah membuahkan hasil. Kurukulum ini memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas, sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Tentunya kabar baik ini harus diikuti dengan adanya peningkatan dalam kompetensi dan kreativitas guru dalam mengajar. Sehingga dapat menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan memberdayakan siswa untuk bereksplorasi. Agar kelak mampu menciptakan sumber daya manusia unggul indonesia. Untuk mewujudkannya, diperlukan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari pemangku kepentingan terkait, seperti guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, pemerintah dan tentunya orang tua siswa.