Monday, 20 May 2024 17:54

Pemilihan Presiden Vietnam yang Baru

Written by  Andy Romdoni
Rate this item
(0 votes)

Menteri Keamanan Publik Vietnam, Tô Lâm, yang ditunjuk sebagai presiden Vietnam oleh Partai Komunis Vietnam baru-baru ini. (Foto: Reuters via rri.co.id)

 

Partai Komunis Vietnam, pada Sabtu (18/5/2024) mencalonkan Menteri Keamanan Publik To Lam, untuk menjadi presiden baru negara itu.

Lam, 66 tahun, telah menjadi menteri keamanan publik sejak tahun 2016 dan diterima di Politbiro pada 2021.

 

Pencalonannya menyusul pengunduran diri Vo Van Thuong pada bulan Maret setelah hanya satu tahun menjabat sebagai presiden, namun gagal dalam upaya pemberantasan korupsi.

 

Setelah melewati proses persetujuan dari parlemen, yang diperkirakan akan dilakukan pekan ini, Jenderal Lam, akan mengambil alih jabatan Presiden yang ditinggalkan Vo Van Thuong.

 

Lam yang menjabat wakil ketua komite pengarah anti-korupsi partai tersebut sejak 2021, memainkan peran penting dalam kampanye anti-korupsi yang menyebabkan ribuan pejabat dan eksekutif perusahaan terkemuka diadili atau dipaksa untuk mundur.

 

Gerakan antikorupsi terbukti populer di masyarakat. Selain para pemimpin politik, tokoh-tokoh bisnis besar juga ikut terseret dalam tindakan pembersihan tersebut. Salah satunya adalah taipan properti Truong My Lan, yang dijatuhi hukuman mati bulan lalu dalam kasus penipuan bernilai miliaran dolar.

 

Semua ini terjadi ketika Vietnam berupaya meningkatkan investasi asing – khususnya dari Amerika Serikat. Saat ini Vietnam tengah berusaha untuk mengembangkan perekonomiannya dari lapangan kerja manufaktur bernilai rendah ke industri teknologi tinggi.

 

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi pada akhir April 2024 berkunjung ke Vietnam untuk menghadiri sekaligus memimpin bersama Pertemuan ke-5 Joint Commission on Bilateral Cooperation (Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral) di Hanoi.

 

Dalam kunjungannya, Menlu Retno Marsudi juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Vietnam, Phạm Minh Chính. Pertemuan itu membahas komitmen kedua negara untuk meningkatkan target perdagangan sebesar 18 miliar dolar AS pada 2028.

 

Hal tersebut cukup ambisius di tengah gejolak politik dunia yang tak berkesudahan. Dibutuhkan komitmen kuat oleh penerus tampuk kepemimpinan Vietnam agar target ini dapat dicapai bersama oleh kedua negara.

 

Indonesia, melalui Menlu Retno Marsudi, juga menekankan pentingnya penguatan kerja sama untuk mengatasi kejahatan transnasional yang terus meningkat di kawasan, terutama kasus perdagangan orang terkait online scam (penipuan daring).

 

Diharapkan, proses pemilihan presiden baru Vietnam dapat berjalan lancar, karena akan berdampak pada stabilitas negara dan kawasan. Terutama pada peningkatan kepercayaan dunia terhadap Vietnam.

 

Indonesiam khususnya, berharap presiden baru Vietnam akan dapat mengawal komitmen dalam meningkatkan hubungan bilateral yang mencakup banyak sektor, mulai dari perdagangan, ketahanan, keamanan hingga kerja sama maritim.

Read 105 times