Pemerintah Indonesia akan memonitor secara detil tingkah laku pasar dalam transaksi dolar Amerika Serikat. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai bertemu Presiden Joko Widodo, Senin di Istana Kepresidenan Jakarta. Ia mengatakan langkah pengawasan tersebut akan dilakukan secara terkoordinir antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Upaya ini menurut Sri Mulyani dilakukan untuk memastikan agar transaksi dapat berjalan secara terlegitimasi dan tidak menimbulkan dampak spekulasi dan sentimen negatif. Langkah tersebut merupakan bagian dari langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi dampak dari krisis ekonomi Argentina. Selain itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga akan memperkuat fondasi ekonomi nasional dengan tetap mendorong aktivitas ekspor.
‘’Kita akan bersama-sama dengan BI dan OJK lewat forum KSSK akan meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku pelaku pasar mana-mana transaksi yang legitimate demi memenuhi keperluan industrinya, atau tidak legitimate. Kalau tidak legitimate kami akan lakukan tindakan tegas agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif. Namun sekali lagi, situasi ini masih berlangsung karena kondisi krisis di Argentina masih akan berjalan dan mungkin akan menimbulkan dampak spillover ke negara berkembang. Oleh karena itu kami akan memperkuat pondasi ekonominya. Ekspor akan tetap dorong. kami minta LPEI untuk lebih fokus ke pasar potensial dan komoditas yang potensial agar bisa meningkatkan growth ekspor kita.
Lebih lanjut Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pemerintah Indonesia juga akan membangun lingkungan bisnis dalam negeri yang lebih baik. Hal itu dilakukan untuk menjaga masuknya dana asing ke dalam negeri melalui skema investasi asing langsung (FDI). Selain itu menurut Sri Mulyani, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian juga sedang mengidentifikasi 900 komoditas impor yang sebagian besar merupakan barang konsumsi. Hal ini dilakukan dalam upaya mengendalikan kebutuhan devisa. ndy