Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia atau International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeting 2018 yang akan digelar dalam waktu dekat dibayangi oleh serangkaian kejadian bencana gempa bumi yang sempat mengguncang Pulau Bali dan Lombok. Namun, panitia pelaksana telah memastikan seluruh bangunan, baik gedung pertemuan dan hotel yang berada di Nusa Dua, Bali berada dalam kondisi yang aman untuk digunakan. Melalui keterangan persnya pada Rabu, 5 Juli 2018 di Jakarta, Sekretaris kelompok kerja IMF-World Bank Annual Meeting 2018 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (RI) Adi Budiarso mengatakan, bencana alam seperti gempa di Bali dan Lombok sudah beberapa kali terjadi. Panitia juga telah beberapa kali mengecek struktur bangunan gedung yang digunakan untuk pertemuan tersebut. Selain itu pihaknya bersama konsultan Indonesia Tourism & Development Corporation (ITDC) telah melakukan pemeriksaan terhadap struktur bangunan hotel yang akan digunakan oleh seluruh delegasi yang hadir. Pemeriksaan tersebut dilakukan atas permintaan dari IMF dan World Bank.
“Gempa di Bali dan Lombok itu sudah beberapa kali, jadi sebelum yang dua terakhir ini kita sudah melakukan bersama ITDC dan konsultan ITDC. Jadi itu semua dari ITDC. Mereka sudah melaporkan kepada kami tidak ada atau minor structure problem di hotel – hotel di Bali. Dan hari ini kita lakukan lagi assesment itu. Dan kali ini atas permintaan dari World Bank dan IMF. Oleh karena itu, itu akan menjadi beban IMF dan World Bank. Lalu yang kedua kita hanya mendukung saja proses check-nya itu.”
Lebih lanjut Adi Budiarso menjelaskan, untuk potensi terjadinya bencana saat pelaksanaan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 pihaknya telah menyiapkan beberapa titik penyelamatan. Terkait erupsi Gunung Agung, proses monitoring terhadap kemungkinan gangguan asap dari Gunung Agung masih terus dilakukan. Resiko terburuk dari erupsi Gunung Agung adalah terganggunya aktivitas penerbangan akibat penutupan bandara. Sedangkan evakuasi tercepat untuk seluruh peserta adalah tetap di dalam gedung. Sementara untuk bencana gempa bumi, potensi tidak begitu besar mengingat episentrum berada sangat jauh di bawah Bali dan tidak akan menimbulkan guncangan yang berarti. (VOI/Rezha)