Kementrian pariwisata menyiapkan dana 100 milyar rupiah per bulan untuk proses normalisasi Bali pasca meletusnya gunung Agung beberapa waktu lampau. Sementara 20 milliar digulirkan ke Lombok untuk proses rehabilitasi dan trauma healing. Ditemui setelah acara “Gerakan Jurnalisme Ramah Pariwisata” di Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018, Menteri Pariwisata, Arif Yahya menyebutkan bahwa Bali telah memasuki tahap normalisasi hal ini dapat dilihat dari event internasional yang telah berhasil di selenggarakan baru-baru ini di Bali.
“Yang kalo Bali sudah normalisasi, contoh paling mudah normalisasi dari international event, jadi 12 sampai 14 oktober kita sudah punya international event, Annual meeting IMF- World Bank. Once sudah terjadi international event itulah tanda-tanda normalisasi yang paling keliatan. Lombok itu dalam tahap rehabilitasi, kalo Bali waktunya waktu itu sekitar 6 bulan, Lombok saya harapkan 3 bulan. Mengapa 3 bulan karena Bali itu ketika kena 3 bulan sudah tidak kuat industri menahannya. Gaji harus tetap dan lain sebagainya semua utilitas, air, listrik semua tetap harus pakai berdasarkan pengalaman itu saya minta tolong ke rekan-rekan semua yang terkait kementrian, lembaga, industri untuk melakukan rehabilitasi, rekonstruksi di Lombok dalam waktu tiga bulan. Di Palu karena di Palu tidak destinasi utama Pariwisata semua aktifitasnya standar namun kenapa tidak terlalu tampak karena tidak terlalu banyak wisatawan seperti di Bali dan Lombok. Jadi kalo untuk trauma healing lebih Lombok, Bali tidak terlalu keliatan. Untuk Lombok anggaran yang kami sediakan itu 20 milliar sebagian untuk trauma healing,” kata Arif Yahya.
Arif Yahya menambahkan bahwa dana yang digunakan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 dan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019. Arif Yahya menjelaskan, dirinya tidak ingin mengambil resiko sampai menjaminkan 30 milyar untuk proses normalisasi Bali dan rehabilitasi Lombok. (VOI/NK/FL)