Peneliti Pusat Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dedi s Adhuri mengatakan kebijakan poros maritim yang dicanangkan oleh masyarakat Indonesia harus selaras dengan Kebudayaan Maritim. Seusai kuliah umum di Kongres Kebudayaan Indonesia di Jakarta, Sabtu, Dedi s Adhuri mengatakan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim maka pemerintah perlu memperhitungkan seluruh kearifan lokal yang dimiliki oleh pemangku kebudayaan maritim. Pemangku kebudayaan maritim yang dimaksud adalah masyarakat bajau, komunitas nelayan, komunitas pelayaran rakyat, serta komunitas pesisir dan pengelolaan sumber daya laut. Antara