Republik Islam Iran Februari 2019 ini akan merayakan peringatan “40 Tahun Revolusi Islam Iran”. Pada pencapaian ke 40 tahun itu tidak hanya sebagai bentuk pembuktian bahwa Iran telah mencapai “titik matang” pada proses pemerintahannya. Namun, juga sebagai momentum untuk memperkuat hubungan kerjasama dengan negara lain. Indonesiapun menjadi negara sahabat yang turut diperhitungkan oleh Iran. Dalam sesi wawancara khusus bersama Pro 3 RRI, Selasa, 5 Februari 2019, di kedutaan besar Iran di Jakarta, duta besar Iran untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi mengatakan, sektor pariwisata, ekonomi dan perdagangan menjadi fokus yang perlu ditingkatkan dalam momentum peringatan “40 Tahun Revolusi Islam Iran” tahun ini. Valiollah menjelaskan, khusus mengenai sektor pariwisata pihaknya mendorong agar terjadi peningkatan kenaikan jumlah wisatawan Iran ke Indonesia dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang paling banyak berkunjung ke Bali. Lebih lanjut Valiollah menambahkan, sebagai langkah untuk dapat menggenjot peningkatan kerjasama disektor pariwisata, salah satu maskapai penerbangan komersil Iran saat ini tengah menjajaki dengan otoritas dalam negeri Indonesia untuk diberikannya ijin bagi penerbangan langsung Teheran-Bali. Selain, Iran telah memberlakukan pelayanan visa on arrival (VOA) bagi wisatawan Indonesia.
Terkait target disektor ekonomi dan perdagangan, Valiollah Mohammadi menjelaskan volume perdagangan Indonesia-Iran juga diharapkan mampu menembus 2 miliar dolar Amerika Serikat ditahun 2019 atau meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Meski, ia menyadari masih ditemukan adanya kendala pengenalan diantara pebinisnis kedua negara bagi aktifitas ekonomi perdagangan. Sementara, komoditas utama ekspor Indonesia ke Iran diantaranya minyak kelapa sawit, kopi, kakao, karet, tekstil, sepatu, suku cadang mobil hingga peralatan elektronik.
Dibagian lain Valiollah mengatakan, tahun 2019 juga menjadi momentum peringatan hubungan diplomatik Indonesia-Iran ke 69, yang dinilai tepat pula untuk melakukan penguatan kerjasama disektor pengetahuan umum, teknologi, olahraga, hingga sosial budaya. Vailollah menambahkan, hubungan sejarah masyarakat dari kedua negara pada masa lampau yang dimulai dengan masuknya saudagar Persia ke Indonesia, juga dinilai merupakan warisan yang perlu kembali diangkat dan diimplementasikan kedalam kerjasama dalam peradaban modern seperti saat ini. Retno Mandasari.