Pemerintah Republik Indonesia perlu melaksanakan kebijakan terkait transisi energi, terutama yang terkait dengan batu bara secara berkelanjutan, karena komoditas itu sangat diandalkan di sejumlah provinsi di Nusantara.Hal tersebut dikatakan Direktur Institute for Essential Services Reform, Fabby Tumiwa, dalam seminar yang digelar di Jakarta, Senin (1/4), seperti dikutip Antara. Menurutnya, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah produksi batu bara yang meningkat cukup signifikan di tataran global, sehingga menyebabkan tekanan Internasional agar Indonesia mengekspor batu bara.
Ia mengingatkan, Indonesia sejak 2017 menjadi negara pengekspor batu bara terbesar di dunia, melampaui Australia. Febby juga mengingatkan, penggunaan batu bara masih dominan dan dipakai di 78 negara di dunia serta menghasilkan 40 persen dari seluruh listrik dunia. Namun, di sejumlah negara terdapat kebijakan dan rencana untuk mengurangi bahkan menghilangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap batu bara. antara