Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi sempat mengunjungi Technopark di Kampus Tsinghua University dan bertukar pikiran mengenai lompatan ekonomi China saat berada di Beijing.
"Saya melakukan pertukaran pikiran mengenai lompatan ekonomi yang dilakukan oleh China, di mana Technopark memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi," katanya di sela Pertemuan Ke-3 Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral (JCBC) China-Indonesia di Beijing, Jumat (9/2).
"Saya yakin kita juga mampu melakukan lompatan ekonomi."
Ia yakin Indonesia juga memiliki banyak anak muda berbakat yang mampu berkreasi dan berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyokong pertumbuhan ekonomi.
Tahun lalu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjalin kerja sama dengan Tsinghua University, salah satu perguruan tinggi terbaik di daratan Tiongkok itu.
Technopark di universitas itu menjadi dapur pemikiran para akademisi di bidang industri berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tempat para investor China menjaring talenta muda. Secara berkala investor China menggelar audisi untuk para mahasiswa di kampus tersebut.
"Kampus ini telah berhasil mengubah mindset dari 'Made in China' menjadi 'Created in China'. Perubahan mindset perlu kita lakukan, agar kita juga bisa menjadi 'Created in Indonesia'," kata Menlu.
Dengan perubahan pola pikir seperti itu, Retno melanjutkan, kemajuan di bidang industri akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat di Indonesia.
"Nantinya, kita bukan hanya sebagai tempat perakitan barang industri. Tapi lebih dari itu agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Menlu mendapatkan penjelasan dari Kepala Operasional TusHoldings Hebert Chen bahwa Technopark Tsinghua University telah menyumbang 25 persen dari GDP dan 23 persen dari penerimaan pajak di China.
"Kontribusi kami terhadap perekonomian China cukup besar," kata Chen. Antara