Bali akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia yang dihelat pada Oktober 2018.Guna menyambut pertemuan yang akan dihadiri setidaknya 17.000 peserta tersebut, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali pun berbenah.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Prayogi di Bali Sabtu mengatakan belanja modal PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai operator bandara dalam mempersiapkan pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia mencapai 2,2 triliun rupiah.Yanus menjelaskan, investasi tersebut untuk penyediaan fasilitas terkait pertemuan ekonomi bertaraf global tersebut. Salah satu hal yang harus dilakukan adalah perluasan area bandara untuk membangun sejumlah fasilitas.Yanus menyebut, lahan yang diperlukan untuk upaya tersebut mencapai 5,8 hektar. kom
Amerika Serikat akan memberlakukan kebijakan biaya impor baru untuk barang-barang China dengan besaran mencapai 60 miliar dolar Amerika atau setara dengan 824 triliun rupiah.Jika hal tersebut meluas, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan merasakan dampak langsung dari perang dagang tersebut.Ahli perdagangan Internasional, Fithra Faisal di Jakarta Sabtu mengatakan, setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghadapi potensi ancaman dari perang dagang tersebut.Untuk jangka pendek, pemerintah harus mengantisipasi di sektor finansial.
Oleh karena itu, Fithra Faisal mengatakan pemerintah harus hadir, dan melakukan intervensi terhadap pasar.Selain itu pemerintah juga diharapkan mempersiapkan untuk meningkatkan daya saing. Sementara itu untuk jangka menengah, pemerintah dinilainya perlu memetakan negara-negara non-tradisional untuk dijadikan partner.Seperti di Angola, Senegal, Afrika Selatan, juga di Timur Tengah, yang sebenarnya belum tersentuh selama ini. Itu bisa kemudian menjadi alternatif selain dengan partner-partener tradisional seperti Amerika Serikat dan juga Cina.rol.
Produk makanan berupa ayam olahan berupa nugget dalam negeri berhasil menembus pasar Jepang, yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja ekspor nasional untuk ke depan. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Kamis, mengatakan menembus pasar Jepang tidak mudah, karena Jepang menerapkan standar yang tinggi khususnya untuk produk-produk makanan dan minuman.
Ia melakukan pelepasan ekspor perdana nugget ayam ke Jepang hasil produksi PT Belfoods Indonesia (Belfoods), anak perusahaan PT Sierad Produce Tbk dari Gunung Sewu Group Kamis. Ekspor perdana tersebut sebanyak satu kontainer produk ayam olahan. Enggartiasto menambahkan, ekspor perdana tersebut diharapkan menjadi awal yang baik untuk mulai memajukan industri ayam olahan Indonesia ke pasar Internasional. Ia menambahkan, Jepang dipilih sebagai tujuan ekspor produk nugget ayam karena potensi pasarnya yang sangat besar. (antara)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukitamelepas ekspor perdana nugget ayam ke Jepang, hasil produksi PT Belfoods Indonesia. Ekspor perdana sebanyak6.000 kilogram nugget ayam dalam satu kontainer ini, berhasil menembus pasar Negeri Sakura, setelah melalui proses yang cukup panjang sejak tahun 2014.
“Ini prestasi yang harus diapresiasi, karena untuk menembus pasar Jepang tidak mudah.Jepang memberlakukan aturan yang ketat bagi produk di dalam negeri sendirinya maupun dari luar negeri, terkait kesehatan,”kata Enggartiasto saat pelepasan ekspor perdana nugget ayam di pabrik Belfoods, Jonggol, Jawa Barat, Kamis (23/3/2018).
Ekspor perdana nugget ayam ke Jepang ini,ujar Enggar, turut berkontribusi dalam meningkatkan devisa ekspor nasional Indonesia. Selain itu menjadi awal yang baik untuk mulai memajukan industri ayam olahan Indonesia ke pasar internasional.
“Jika produk nugget ayam Indonesia sudah berhasil masuk Jepang, seharusnya akan lebih mudah untuk masuk ke negara lain,” tukas Enggar.
Jepang memiliki potensi pasar yang besar untuk produk makanan olahan. Konsumsi produk makanan olahan berbasis unggas di Jepang nilainya mencapai USD 2 miliar per tahun.Pasar Jepang tersebut saat ini masih didominasi produk dari Cina dan Thailand.
“Yang terpenting sekarang, kita akan memantau, supaya ekspor ini bisa berkelanjutan, Apalagi pada tahun 2020 mendatang Tokyo terpilih sebagai tuan rumah olimpiade, yang memicu peningkatan kunjungan ke Jepang dalam dua tahun terakhir,”paparEnggar.
Sementara itu, CEO PT Sierad Produce Tbk,perusahaan yang membawahi PT Belfoods Indonesia,Tommy Wattimenaoptimisproduk nugget ayam Belfoods dapat diterima konsumen Jepang, karena sudah melakukan tes pasar di Jepang.
“Kami akan tetap fokus pada pasar dalam negeri, dan akan terus mempertahankan kualitas mutu sesuai standar ekspor, sehingga pasar ekspor bisa berkembang pesat,” tukas Tommy. (Kbrn)