Tiomgkok mengheningkan cipta selama tiga menit untuk para korban virus corona. Terutama bagi mereka yang gugur saat menghadapi pandemi global tersebut. Pada Sabtu (4/4) bunyi sirene menggema dan bendera-bendera dikibarkan setengah tiang. Upacara penghormatan ini digelar pada pukul 10.00 waktu setempat di kota-kota besar. Khususnya di kota industris Wuhan, tempat pertama virus korona terdeteksi pada bulan Desember lalu.
Sejak 23 Januari lalu Wuhan ditutup untuk menahan laju penyebaran virus. Pemimpin-pemimpin Tiongkok menyebut Wuhan sebagai 'kota pahlawan' karena pengorbanan yang dilakukan 11 juta penduduknya. Masyarakat Wuhan perlahan-lahan diizinkan untuk melakukan perjalanan dan keluar dari kota tersebut. Karantina wilayah di Wuhan sudah resmi dicabut pada Rabu (2/4). Dewan Kabinet Tiongkok memerintahkan semua kota di seluruh negeri dan kedutaan Tiongkok di seluruh dunia mengibarkan bendera setengah tiang. Republika
Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan diperkirakan bakal panen sebanyak 487.500 ton beras pada Mei 2020 yang dapat menyokong ketahanan pangan di tengah wabah Virus Corona baru atau COVID-19 di daerah tersebut. Bupati Banyuasin Askolani di Martapura, Sabtu, mengatakan di tengah pandemi COVID-19 petani di Banyuasin tidak menghentikan aktivitas sehingga pada musim panen Mei 2020 bisa berkontribusi untuk ketahanan pangan nasional. Ia mengatakan produksi lebih dari 400 ribu ton beras itu bakal diperoleh dari luas sawah 152.188 hektare.
Dikatakannya, produksi beras Banyuasin sebagai sentra produksi pangan di Sumatera Selatan meningkat setiap tahunnya. Apalagi sejak 2019 Banyuasin menjalankan program Optimasi Lahan (Oplah) mendukung Program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterahkan Petani) pada tahun 2019.Luas tanam 2020 ini diperkirakan bertambah sekitar 70.000 hektere karena pada tahun sebelumnya untuk IP200 dan IP300 tercatat lebih kurang 60.000 hektare.Dengan demikian luas tanam padi rawa pasang surut dan lebak bisa mencapai jumlah 232.000 hektare di Banyuasin. Antara
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk segera mengeluarkan fatwa haram terkait mudik Lebaran di tengah pandemi COVID-19 karena dapat menyebarluaskan virus tersebut ke berbagai daerah. Hal itu dikatakan Wapres Ma'ruf Amin saat melakukan telekonferensi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jumat. Wapres juga meminta Ridwan Kamil untuk melakukan langkah-langkah antisipatif dalam menghadapi masuknya pemudik dari kota-kota lain maupun kedatangan para pekerja migran negara asing.
Sebelumnya, MUI telah mengeluarkan fatwa-fatwa terkait Sholat Jumat, pelaksanaan ibadah tenaga medis dan tata cara pengurusan jenazah terinfeksi COVID-19.Sementara itu dalam paparannya kepada Wapres, Ridwan Kamil mengatakan kedatangan pemudik ke daerah-daerah di Jawa Barat menambah beban pemda dalam menangani wabah COVID-19 di provinsi tersebut, termasuk juga di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Antara
Jakarta (VOI News) - Untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan bekerja, belajar dan beribadah di rumah. Guna mendukung kebijakan pemerintah ini, Radio Republik Indonesia sejak tanggal 26 Maret 2020 menyelenggarakan program Belajar di RRI, khusus bagi siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Menengah Atas. Demikian disampaikan Direktur Program dan Produksi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Soleman Yusuf, kepada Voice of Indonesia dalam wawancara melalui telepon, Jumat (03/04) di Jakarta. Ia mengatakan Program Belajar di RRI merupakan bagian dari Programa khusus Radio Tanggap Bencana Covid-19 yang diselenggarakan RRI untuk mensosialisasikan dan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat tentang Covid-19. Program Belajar di RRI yang berdurasi 1 jam ini disiarkan setiap Senin sampai Jumat secara serempak oleh 67 satuan kerja RRI diseluruh Indonesia mulai pukul 10 sampai 11 pagi.
Soleman Yusuf menambahkan program Belajar di RRI merupakan salah satu solusi yang diberikan RRI untuk bisa mendukung program belajar dari rumah selama pandemi Covid-19 ini.
"Memang sudah ada cara dari Kementerian dari sekolah-sekolah, belajarnya melalui online, melalui internet. Seperti kita tahu bahwa pertama, tidak semua daerah di Indonesia ini jaringan internetnya baik, atau layanan internetnya baik. Kalaupun baik, siswa juga mesti atau orang tua siswa juga mesti menyiapkan kuota untuk bisa mengakses internet. Maka program Belajar di radio itu adalah salah satu solusi yang diberikan RRI untuk bisa mendukung program belajar dari rumah ini. Mendengarkan radio itu hampir tidak ada biaya sama sekali. Mereka bisa mengikuti secara clear, secara jernih melalui radio tentang pelajaran yang diberikan oleh gurunya langsung di studio atau by telepon kemudian disiarkan oleh RRI,"kata Soleman Yusuf.
Soleman Yusuf lebih lanjut mengatakan program Belajar di RRI mendapat respon positif dari guru, siswa dan orang tua di seluruh Indonesia, karena suara guru dapat lebih jelas ditangkap melalui radio dibandingkan menggunakan internet. (VOI/ANI)