Presiden Joko Widodo mengatakan sejumlah alasan Indonesia harus mempercepat pelaksanaan implementasi Program Biodiesel bahkan hingga Program B100.Presiden Jokowi saat peresmian implementasi Program B30 di Stasiun pengisian bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Jakarta, Senin menyebutkan setelah urusan kilang petrokimia terbesar selesai, ia memonitor secara khusus dari hari ke hari, bulan ke bulan untuk implementasi Program B30.Presiden Jokowi mengungkapkan paling tidak ada tiga alasan percepatan Program Biodiesel.
Yang pertama, Indonesia berusaha mencari sumber energi baru terbarukan dan harus melepaskan diri dari ketergantungan pada energi fosil yang suatu saat pasti akan habis.Kedua, ketergantungan Indonesia kepada BBM impor, termasuk di dalamnya solar cukup tinggi, sementara di sisi lain Indonesia adalah negara penghasil sawit terbesar di dunia.Ketiga, menurut Presiden Jokowi, penerapan B30 juga akan menciptakan permintaan domestik akan CPO yang sangat besar dan menimbulkan multiplier effect terhadap 16,5 juta petani dan pekebun kelapa sawit Indonesia.Ini artinya, lanjut Presiden, program B30 akan berdampak kepada para pekebun kecil maupun menengah, petani rakyat yang selama ini memproduksi sawit, serta para pekerja yang bekerja di pabrik-pabrik kelapa sawit.ant.
Presiden Joko Widodo meresmikan program mandatori penggunaan B30 di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) Pertamina MT Haryono yang terletak di kawasan Tebet, Jakarta Selatan Senin (23/12).// B30 merupakan program penggunaan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sebanyak 30 persen dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar.Program ini merupakan perluasan dari kebijakan sebelumnya, B20, dalam rangka mengurangi defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan. Presiden Jokowi dalam peresmian tersebut mengatakan, setelah B20, sekarang ke B30, kemudian nanti ke B40 dan B50.
Menurut Presiden, Indonesia ingin kurangi ketergantungan terhadap impor Solar, sementara Indonesia juga negara dengan potensi sawit besar dan ini bisa untuk energi pengganti Solar.Sebelumnya, perhitungan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan B30 bisa menyerap produksi CPO hingga 10 juta kiloliter.Dari jumlah tersebut, penghematan devisa yang bisa dilakukan mencapai 8 miliar dolar Amerika atau setara 112,8 triliun rupiah.cnn.
Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mulai mematangkan peluang atlet Indonesia yang bisa dikirim menuju Olimpiade Tokyo 2020.Penanggung jawab prestasi Indonesia di Olimpiade 2020 yang juga merupakan Sekretaris Jenderal KOI, Teuku Arlan Perkasa mengatakan pihaknya saat ini tengah membentuk tim analisis untuk mendata potensi atlet yang lolos ke Olimpiade Tokyo.Arlan di Jakarta, Minggu mengatakan, untuk olimpiade, tim ini akan mulai bekerja Januari 2020 guna mendata potensi meloloskan atlet, selanjutnya baru ke potensi medali, lalu ke potensi emas.
Untuk meningkatkan prestasi Indonesia di olimpiade, Arlan mengatakan KOI juga akan mengevaluasi cabang-cabang olahraga yang memang perlu ditingkatkan pembinaannya.Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari menambahkan setelah mendapatkan Surat Keputusan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait tim asistensi dan analisis data, selanjutnya KOI akan menentukan Ketua Kontingen untuk Olimpiade 2020 Tokyo.ant.
Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas menjadi fokus utama kerja kementerian kordinator perekonomian di tahun 2020 mendatang.Apalagi tantangan ekonomi di tahun depan masih sangat berat, baik dari sisi internal maupun eksternal.Namun Kementerian Koordinator Perekonomian, sudah menyusun tiga strategi utama untuk menghadapi tantangan itu, serta untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.Strategi tersebut berupa penguatan neraca perdagangan, penguatan permintaan domestik dan transformasi struktural.
Dengan strategi itu, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 mencapai 5,3 persen.Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat memaparkan Outlook Ekonomi Indonesia Tahun 2020 di Jakarta, Jumat (20/12/2019 mengatakan, melihat tantangan sekaligus peluang yang dihadapi di tahun depan, perekonomian Indonesia di tahun 2020 mampu tumbuh 5,3 persen.Hal itu sejalan dengan stabilisasi perekonomian global, serta implementasi kebijakan dalam penguatan perekonomian Indonesia.rri.co.id.