Sumarno

Sumarno

03
October

 

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom, mengatakan, selama setahun terakhir, hubungan Korea Selatan dan Indonesia semakin erat karena kontribusi dari segala pihak. Indonesia dan Korea Selatan tidak hanya melangkah bersama, tetapi juga melompat bersama untuk menjadi bangsa yang maju.Demikian dikatakan Duta Besar Kim Chang-beom dalam sambutannya pada resepsi Hari nasional dan Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan di Jakarta, Rabu malam (2/10).Kim menambahkan, Indonesia dan Korea adalah mitra sejati dan strategis.Hubungan kedua negara meliputi berbagai bidang, termasuk bidang keamanan, politik, dan ekonomi.

“Kita adalah mitra strategis yang spesial. Kemitraan kita mencakup berbagai bidang termasuk keamanan politik, ekonomi, sosial, industri, dan kerja sama bilateral. Lebih penting lagi, kemitraan kita murni berdasarkan hati ke hati, dan kemitraan yang lebih erat antara kedua bangsa kita.”

Duta Besar Kim Chang-beom menambahkan, tahun lalu, jumlah perdagangan bilateral Indonesia dan Korea Selatan mencapai 40 miliar dolar Amerika.Sementara investasi Korea di Indonesia mencapai lebih dari 15 miliar dolar Amerika.Saat bertemu di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Juni lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara, terutama di bidang investasi dan perdagangan. (VOI)

03
October

 

Presiden Indonesia Joko Widodo mengaku masih menunggu hasil pemilihan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat –MPR sebelum membicarakan soal persiapan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk periode 2019-2024 mendatang. Berbicara usai menghadiri peringatan Hari Batik Nasional 2019, di Puro Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (02/10), Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya belum dapat membuka komunikasi dengan MPR, mengingat belum terpilihnya Ketua MPR untuk periode 2019-2024.

Pertama, pimpinan MPR itu belum ada, baru besok, belum. sehingga kita belum bisa berbicara. Saya belum bisa berbicara dengan pimpinan-pimpinan MPR yang ada. Apa yang mau dibicarakan, pimpinan MPR nya belum ada. Setelah besok terbentuk, ketua dan pimpinan MPR, baru kami menyampaikan mengenai pelantikan.”

Terkait usulan untuk memajukan pelantikan, Presiden Joko Widodo mengaku mendapatkan masukan dari sejumlah relawan, namun Jokowi menyerahkan sepenuhnya keputusan pelaksanaan pelantikan kepada MPR.

“Ya itu kita serahkan, yang punya kerja itu adalah MPR. Jadi kita serahkan ke sana. jangan tanyakan ke saya. Saya kan dapat usulan banyak dari relawan, pak dimajukan, pak tanggal 19. Ini adalah wilayahnya ada di MPR.”

Sebelumnya, dalam keterangan pers, Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Kemasyarakatan PROJO mengusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum, untuk memajukan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Sabtu, 19 Oktober 2019. Usulan ini diajukan dengan alasan kepraktisan, agar masyarakat dapat mengawal prosesi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Presiden Joko Widodo akan mengakhiri masa jabatan sebagai presiden periode 2014-2019 pada 20 Oktober. Menurut jadwal Komisi Pemilihan Umum, Presiden akan tetap dilantik pada 20 Oktober 2019. (Ndy)

03
October

Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau pada Agustus 2019, sebanyak 265.718 orang atau naik 21,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya.Kepala Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau, Zulkipli, di Tanjungpinang, Rabu menyebutkan, jika dibandingkan Agustus 2018, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepulauan Riau naik sebesar 12,55 persen.

Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama Agustus 2019, disebabkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari tiga pintu masuk utama yang ada di Kepulauan Riau, yaitu Kota Tanjungpinang naik 30,75 persen, Kota Batam naik 24,2 persen, dan Kabupaten Karimun naik 21,34 persen. antara

03
October

 

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom, mengatakan, selesainya perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea yang ditargetkan pada November mendatang, akan menjadi tonggak penting hubungan kedua negara.

Seperti dilaporkan Antara, Duta Besar Kim di Jakarta, Rabu menambahkan, perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea akan makin mengembangkan kerja sama kedua negara yang selama ini dibangun berdasarkan kepentingan bersama.Ia berharap, melalui implementasi perjanjian kemitraan itu, ada mekanisme pemantauan, sehingga pelaku bisnis Korea Selatan merasa lebih aman dan nyaman dalam menjalankan usahanya di Indonesia. antara