Pada acara yang sama, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan konsentrasi hilirisasi dan industrialisasi di dalam negeri. Antara melaporkan, Presiden Joko Widodo menjelaskan, kendati terdapat ekspor bahan mentah, seperti bauksit maupun minyak sawit mentah, namun di sisi lain pabrik di dalam negeri masih mengimpor barang jadi.
Menurut Presiden, industrialisasi dan hilirisasi di dalam negeri dapat mengurangi defisit transaksi berjalan Indonesia. Selain itu Presiden menyebutkan, Indonesia kaya akan sumber daya alam. Kekayaan sumber daya alam itu juga perlu diolah bukan hanya sebagai barang mentah, tetapi perlu melalui proses hilirisasi. antara
Presiden RI Joko Widodo mengatakan, komunikasi antar pelaku ekonomi di Indonesia semakin baik dan memberi dampak positif kepada perekonomian. Antara melaporkan, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat menghadiri acara pembukaan CEO Networking 2018 di Jakarta, Senin (3/12) mengatakan, saat ini Indonesia juga membutuhkan pemimpin di semua sektor yang terbuka, termasuk di dalam sektor ekonomi.
Pemimpin yang dibutuhkan juga harus dapat cepat merespon perubahan-perubahan global yang terjadi. Menurut Presiden, daya saing bangsa yang membutuhkan kecepatan dalam perubahan. Indonesia juga harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelatihan kejuruan dan sekolah-sekolah vokasi. Karena perubahan global sekarang begitu sangat cepat. antara
Menteri Dalam Negeri RI Tjahjo Kumolo menginstruksikan seluruh jajarannya mengurangi penggunaan botol air kemasan sekali pakai dan sedotan plastik untuk mengurangi sampah plastik. Selain mengimbau pengurangan sampah plastik sekali pakai, Menteri juga meminta stafnya untuk giat mengampanyekan gerakan ramah lingkungan dengan memasang poster atau spanduk di lingkungan kantor Kementerian Dalam Negeri di Jakarta.
Menteri dalam pesan singkatnya di Jakarta, Senin (3/12) berharap, upaya tersebut dapat mengurangi limbah sampah. Seperti dikutip Antara, upaya pengurangan sampah di Indonesia semakin digiatkan, khususnya setelah insiden penemuan sampah plastik dalam perut bangkai paus sperma di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. antara
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, Indonesia harus menyiapkan materi dan posisi yang jelas serta negosiator yang unggul dalam menghadapi era perang dagang bilateral dan melemahnya mekanisme solusi multilateral yang makin kompleks. Dalam laman media sosial resmi Kementerian Keuangan di Jakarta, Minggu (2/12), seperti dikutip Antara, Sri Mulyani menjelaskan, hal tersebut patut dilakukan karena pemulihan ekonomi yang masih belum merata dan kebijakan ekonomi antara negara yang makin tidak sinkron dan tidak searah, diperparah oleh kebijakan konfrontasi perdagangan.
Ia mengatakan, perang dagang telah melahirkan keinginan G20 untuk melakukan reformasi multilateral dalam Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization. Untuk itu, Sri Mulyani berharap, pertemuan tahunan G20 tingkat pimpinan negara yang berlangsung di Buenos Aires, Argentina, benar-benar bisa menghasilkan keputusan yang menentukan arah ekonomi dan tata kelola global. Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani mengingatkan, ancaman dan peluang digital ekonomi terhadap kesempatan dan jenis kerja di masa depan terus menjadi perhatian G20, karena berpengaruh terhadap kebijakan ketenagakerjaan, jaring pengaman sosial, dan perpajakan. antara