Akbar

Akbar

03
May

 

VOInews.id- Dana Anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) mendorong isu terkait pencapaian tujuan akses universal terhadap air, sanitasi dan kebersihan (WASH) pada 2030 dalam Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) 2024. "Jadi, ada beberapa isu yang terkait pencapaian tujuan akses universal terhadap air, sanitasi dan kebersihan (WASH) yang ingin kami dorong," kata Spesialis WASH/Water, Hygiene, and Sanitation UNICEF Indonesia, Salathiel Nali, kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis.

 

Beberapa isu tersebut, kata dia, didorong untuk mewujudkan akses yang universal terhadap air, sanitasi dan kebersihan pada 2030. Beberapa isu yang ada saat ini tersebut antara lain adanya kemajuan yang tidak merata. Nali menyatakan bahwa meski terdapat kemajuan dalam cakupan pasokan air, kemajuan tersebut tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah. Selain tidak meratanya kemajuan di antara satu wilayah dengan wilayah lain, kualitas air juga menjadi tantangan saat ini. "Hanya karena ada akses terhadap air, bukan berarti air tersebut aman untuk diminum," katanya. Selain itu, kelangkaan air juga menjadi tantangan berikutnya karena keterbatasan sumber air tawar semakin meningkat. Lebih lanjut, Nali juga menyebut keberlanjutan sistem WASH sebagai tantangan lain yang harus diatasi karena memelihara dan mengelola sistem WASH dalam jangka panjang, menurutnya, merupakan sebuah tantangan.

 

Sementara itu, perubahan iklim juga menjadi salah satu tantangan utama karena bencana iklim dan kejadian cuaca ekstrem mengancam infrastruktur WASH yang sudah ada. Selain itu, tantangan juga muncul akibat adanya kesenjangan akses, di mana kelompok rentan seperti kelompok warga miskin atau mereka yang berada di daerah terpencil kemungkinan besar tidak memiliki akses terhadap layanan WASH. Dan terakhir, tantangan lain yang Nali sebutkan adalah terkait fenomena buang air sembarangan, di mana hampir 1 miliar orang masih melakukan buang air besar secara sembarangan sehingga menimbulkan risiko besar terhadap kesehatan.

 

"Secara keseluruhan, permasalahan utamanya adalah kesenjangan yang signifikan antara tujuan ambisius Agenda 2030 dan fakta saat ini terkait kesenjangan akses terhadap layanan WASH yang aman dan berkelanjutan," demikian katanya. WWF ke-10, yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024, mengangkat tema "Water for Share Prosperity" dengan harapan bahwa kerja sama internasional dapat diperkuat dan inovasi dalam pengelolaan air yang berkelanjutan dapat didorong sehingga air dapat menjadi sumber kehidupan dan kemakmuran bagi semua orang.

 

WWF ke-10 itu akan fokus membahas empat hal, antara lain tentang konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

 

 

Antara

02
May

 

VOInews.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berfungsi sebagai sumber baku air minum, irigasi, hingga mereduksi banjir. "Karena perubahan iklim, ke depan air menjadi kunci bagi kehidupan kita. Sekali lagi, air menjadi sangat penting bagi kehidupan kita, utamanya di NTB," kata Presiden Jokowi mengawali pidato peresmian bendungan Tiu Suntuk diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan operasional infrastruktur bendungan yang menjadi proyek strategis nasional itu penting untuk sektor pertanian dan air baku minum bagi masyarakat sekitar. Dikatakan Presiden Jokowi Bendungan Tiu Suntuk merupakan satu dari tujuh bendungan yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di NTB. "Oleh sebab itu, pemerintah dalam 10 tahun ini telah membangun tujuh bendungan di NTB, paling banyak," katanya.

 

Bendungan Tiu Suntuk yang menelan biaya pembangunan fisik mencapai Rp1,4 triliun memiliki kapasitas tampung air mencapai 60,8 juta meter kubik. "Bendungan Tiu Suntuk ini jadi salah satu bendungan besar yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat ini menghabiskan anggaran Rp1,4 triliun, berarti Rp1.400 miliar, itu duit semuanya," ujarnya. Kepala Negara mengatakan bendungan tersebut kini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi pada lahan seluas 1.900 hektare, untuk persediaan air baku sebanyak 680 liter per detik, dan juga bisa mereduksi banjir di sekitar Sumbawa Barat.

 

Menutup pernyataannya, Presiden Jokowi meresmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk yang ditandai dengan pemutaran tuas roda pintu air serta menandatangani prasasti. "Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, pada pagi hari ini saya resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terima kasih," ujarnya. Turut hadir mendampingi Presiden dalam agenda tersebut, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman beserta sejumlah pejabat daerah setempat.

 

Antara

02
May

 

Voinews.id- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa mengatakan dia prihatin dengan rencana invasi darat Israel ke Kota Rafah di Gaza selatan yang dihuni lebih dari 1 juta warga Palestina yang berlindung dari perang Israel-Hamas. “Invasi besar-besaran di Kota Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami minta Israel membatalkan (rencana) itu,” kata Tedros di platform media sosial X.

 

“Kami mendesak semua pihak untuk mengusahakan gencatan senjata dan perdamaian yang kekal," katanya, menambahkan. Pernyataan Tedros itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa bersumpah akan menyerang Rafah, meski ada laporan tentang kemungkinan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Netanyahu mengatakan militer Israel akan mendatangi Rafah untuk menghancurkan pasukan Hamas di sana “dengan atau tanpa perjanjian”.

 

Israel terus membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 34.500 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok. Selama lebih dari enam bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan 85 persen penduduknya mengungsi di tengah kelangkaan bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan akibat blokade oleh Israel, menurut PBB.

 

Sumber: Anadolu

02
May

 

VOInews.id- Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) pada Rabu (1/5) menyatakan negosiasi gencatan senjata dengan Israel akan ditangguhkan jika Israel menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza selatan. Dalam wawancara dengan stasiun TV al-Manar yang berbasis di Lebanon, Osama Hamdan, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan pihaknya akan menghentikan semua negosiasi tidak langsung dengan Israel jika Israel melancarkan operasi militer terhadap Rafah.

 

Sambil menuding Israel berupaya "memeras semua pihak lewat ancamannya untuk menyerang Rafah," pejabat Hamas tersebut menekankan bahwa "gerakan perlawanan (Hamas) masih memiliki kekuatan untuk membela rakyat kami." Hamdan menyatakan pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam tetap menjalin kontak dengan faksi politik Hamas, serta telah mengantongi informasi perihal situasi yang sedang berlangsung di lapangan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuturkan bahwa Israel akan memasuki Rafah dan menumpas batalion-batalion Hamas "dengan atau tanpa" kesepakatan dengan Hamas.

 

Antara