Wednesday, 02 October 2019 08:09

Hari Nasional Tiongkok Dan Tantangan Bagi Pemerintahan Presiden Xi Jinping

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Hari Ulang Tahun Republik Rakyat Tiongkok, atau hari Nasional Tiongkok ke 70 dirayakan 1 Oktober 2019 dengan kemeriahan dan kemegahan. Presiden Xi Jinping  berdiri di Podium menyaksikan parade militer yang tampil dalam parade dan defile. Perayaan hari nasional, sebagaimana sebelumnya,  merupakan simbolisasi kebangkitan dan kemajuan Tiongkok sejak dimulainya pemerintahan Komunis pada tahun 1949. Perayaan 1 Oktober juga ditujukan untuk menunjukkan bagaimana China telah bangkit menjadi negara komunis yang modern. Presiden Xi Jinping juga ingin menunjukkan betapa China telah menjadi negara yang kuat secara ekonomi dan militer. Dunia internasional mengakui adanya pengaruh China yang terus bertumbuh.

Namun di  tahun 2019 China juga menghadapi setidaknya dua persoalan, yaitu perang dagang dengan Amerika Serikat dan demontrasi di Hongkong. Perang dagang yang disulut oleh Presiden Donald Trump, merupakan salah satu tantangan potensial. Tidak hanya secara ekonomi tetapi dapat juga dilihat dalam prespektif geopolitik. Secara ekonomis terjadi indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Hubungan Beijing dan Washington yang menurun akhir akhir ini, boleh jadi dapat mengingatkan masyarakat internasional pada dekade awal setelah berdirinya Tiongkok yang berhaluan komunis. Beberapa dekade setelah berkuasanya Mao Zedong, Amerika Serikat telah menunda hubungan diplomatiknya dengan China.

Perayaan 70 tahun Tiongkok juga diwarnai dengan terjadinya gejolak unjuk rasa di Hongkong, bagian negara yang mendapatkan status khusus. Unjuk rasa berbulan bulan sebagai bentk penentangan RUU ekstradisi masih terus berlangsung. Kendati telah menghentian adanya usulan RUU eksradisi, unjuk rasa masih terus berlangsung hingga jelang perayaan hari nasional Tiongkok. Pengunjuk rasa secara sinis menyebut 1 Oktober sebagai Hari Duka Cita.

China memang  terus bertumbuh menjadi salah satu negara terbesar dan terkuat dan mempunyai pengaruh global. Tetapi bukannya tidak menghadapi beberapa masalah. Jika kemelut di Hongkong telah memberikan citra buruk dalam hal demokrasi, perang dagang dengan Amerika Serikat telah berdampak secara ekonomis tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dalam skala ekonomi global.

Read 674 times Last modified on Thursday, 03 October 2019 08:12