Wednesday, 07 March 2018 07:10

Stand Indonesia Rame Dikunjungi Masyarakat Tunisia pada MIT 2018

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Kedutaan Besar RI Tunis kembali ikut berpartisipasi pada pameran pariwisata Internasional di Tunisia International du Tourisme (MIT) 2018 yang merupakan salah satu pameran pariwisata terbesar di Tunisia. Pameran berlangsung tanggal 28 Februari - 03 Maret 2018 di Le Kram Exhibition Park and International Trade Center, Tunis, Tunisia. Partisipasi Indonesia pada pameran  tersebut  merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan promosi pariwisata Indonesia di Tunisia/Afrika Utara dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Selain dengan membuka stand, untuk memeriahkan partisipasi Indonesia, Tim Tari KBRI Tunis mementaskan 4 (empat) tari tradisional (Tari Indang, Lenggang Nyai, Maumere dan Poco-poco). Tari Indang mengawali acara pembukaan pameran yang menarik perhatian Menteri Pariwisata Tunisia, Salma Elloumi Rekik, duta besar asing yang hadir pada acara tersebut, termasuk Duta Besar RI untuk Tunisia, Bapak Ikrar Nusa Bhakti, turut menyaksikan pertunjukan Tari Indang yang digelar sebelum pengguntingan pita peresmian MIT 2018. Partisipasi Indonesia pada MIT 2018  merupakan ketujuh kalinya setelah sebelumnya berpartisipasi pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2016 dan 2017. Pada hari pertama pemaran, stand Indonesia yang dilengkapi dengan photo corner selalu ramai oleh pengunjung yang ingin berfoto dengan dengan mengenakan pakaian tradisional Indonesia, selain mencicipi makanan ringan khas Indonesia yang disuguhkan. Stand Indonesia menyediakan informasi terintegrasi mengenai paket tur pariwisata ke Indonesia dengan mengikutsertakan salah satu operator ternama Tunisia, Rouka Travel yang telah memiliki kerja sama dengan KBRI Tunis dan senantiasa mengorganisir package tour ke Indonesia bagi para wisatawan Tunisia.

1000 WNI Hadiri Konser Budaya di Seoul

1.000 WNI Hadiri Konser Budaya di Seoul. Kedutaan Indonesia di Seoul, Korea Selatan menggelar konser musik dan budaya di Kota Siheng. Gelaran  ini sebagai ajang silaturahim antarwarga Indonesia dan untuk mengobati rasa rindu warga terhadap tanah kelahiran serta memupuk solidaritas sosial. Penerangan Sosial dan Budaya  KBRI Seoul, Purnowidodo kepada Antara, Selasa (6/3 menyebutkan, tidak kurang dari 1000 warga masyarakat Indonesia berbaur dengan masyarakat setempat, tumpah ruah berjoget, bersenda gurau, dan menikmati makanan khas daerahnya dalam helatan bertajuk Konser Musik dan Budaya Indonesia di Kota Siheng, Korsel. Purnowidodo menjelaskan warga Indonesia di Korsel saat ini berjumlah sekitar 40.000 orang, sebagian besar pekerja migran. Warga WNI di Korsel beraneka ragam yang tergabung dalam lebih dari 30 paguyuban kedaerahan. Bersama Perwakilan RI di Korsel, berbagai paguyuban turut mempromosikan seni dan budaya Indonesia. Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi ketika membuka Konser Budaya yang diadakan Minggu mengajak warga Indonesia bergembira dan juga berpesan agar semua WNI di Korsel selalu menjaga kesehatan dan lebih berhati-hati saat bekerja.

Indonesia Berpotensi Jadi Pelaku Penting Diplomasi Kesehatan Global 

Indonesia Berpotensi Jadi Pelaku Penting Diplomasi Kesehatan Global. Merujuk pada keberhasilan Indonesia dalam memperoleh akses vaksin H5N1 pada tahun 2008, Indonesia memiliki potensi strategis untuk menjadi pemimpin dalam mengubah sistem kesehatan global yang lebih adil dan setara. Hal tersebut dikatakn, Dr. Makarim Wibisono, mantan Wakil Tetap RI untuk Markas Besar PBB Jenewa pada kegiatan Focus Group Discussion “StrategiDiplomasi Kesehatan Indonesia dalam Konteks Global" yang diadakan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral Kementerian Luar Negeri di Depok, Jawa Barat  (6/3). Kegiatan Focus Group Discussion tersebut  merupakan bagian dari rangkaian proses penyusunan rekomendasi kebijakan yang dapat menjadi guideline bagi Kementerian Luar Negeri dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjalankan diplomasi kesehatan. Selain Dr. Makarim, pembicara-pembicara lainnya pada kegiatan ini adalah M. Rahman Rustam (Dirut Bio Farma), Prof. Dr. dr. Adik Wibowo (pengajar FKM UI, mantan country director WHO untuk Nepal dan Myanmar), dan Dr. Syarifah Liza Munira (pengajar FE UI). Kegiatan dihadiri lebih dari 90 peserta, yang terdiri dari mahasiswa, pelaku kesehatan, pejabat pemerintah, dan kalangan masyarakat.

Read 910 times Last modified on Thursday, 08 March 2018 07:11