Wednesday, 01 July 2020 07:01

Iran Ingin Menangkap Presiden Amerika Serikat.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Ketegangan hubungan antara Iran dan Amerika Serikat terus meningkat. Eskalasi ketegangan terpicu oleh tewasnya komandan pasukan elit Quds Iran akibat serangan pesawat tanpa awak di Baghdad.

Qasem Soleimani, salah seorang Jenderal pada Garda Revolusi Iran tewas ketika berada di dekat bandara Internasional Bagdad Irak. Teheran menegaskan bahwa sang Jenderal meninggal dunia karena dibunuh oleh tentara Amerika Serikat. Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani itu, menjadi isu baru yang menyebabkan peningkatan ketegangan dengan Amerika Serikat. Apalagi dengan adanya  pernyataan Teheran untuk menangkap Presiden Donald Trump.

Beberapa saat setelah tewasnya Qasem Soleimani Januari lalu, pemerintah Iran telah mengeluarkan pernyataan resmi. Teheran menegaskan tidak akan mematuhi pembatasan produksi nuklir. 

Buruknya hubungan Iran Amerika Serikat pun  meningkat ketika seorang Jaksa penuntut, Ali Alqasimehr di Iran menyatakan, bahwa Presiden Amerika Serikat dan 35 orang lainnya dituduh melakukan pembunuhan dan terorisme. Teheran meminta Kepolisian Internasional-Interpol untuk membantu menangkap dan menahan Donald Trump.

Sangat boleh jadi pihak Interpol yang bermarkas di Paris, Perancis tidak akan mengabulkan permintaan Teheran. Ketidakpastian bahwa Trump memerintahkan pembunuhan mungkin menjadi pertimbangan Interpol untuk tidak memenuhi permintaan Iran, selain beberapa alasan lainnya.  Seiring dengan itu, tentu tidaklah mudah bagi Iran untuk dapat menangkap Donald Trump. Washington sendiri, nampak tidak menanggapi serius ancaman Iran. Perwakilan khusus Amerika Serikat untuk Iran bahkan masih menganggap perintah menangkap Donald Trump hanya sebatas propaganda.

Betapapun, pernyataan Teheran untuk menangkap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, setidaknya hingga hari ini, dapatlah dianggap sebagai penanda perlawanan Iran. Hal ini  menunjukkan  permusuhan yang semakin kuat dari pihak Iran.

Read 627 times