Thursday, 23 July 2020 06:44

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Bagian Hulu Atasi Banjir Luwu Utara

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Pemulihan lahan terbuka di bagian hulu dengan Rehabilitasi Hutan dan Lahan merupakan salah satu solusi mengantisipasi banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Demikian dikatakan Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Saparis Soedarjanto dalam Konfrensi Pers bertema "Banjir Bandang Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan". Jumpa pers tersebut digelar secara virtual oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (19/70.

Banjir Bandang yang melanda Luwu Utara provinsi Sulawesi Selatan pekan lalu telah menyebabkan 38 orang meninggal, 10 orang hilang, 58 luka-luka dan lebih dari 14 ribu orang mengungsi.

Rehabilitasi Hutan dan Lahan menjadi salah satu dari dua rekomendasi yang diusulkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam penanganan banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Sementara rekomendasi lainnya adalah penegakan hukum terkait dengan pembukaan lahan di kawasan hutan lindung.

Saparis Soedarjanto mengatakan, kedua rekomendasi itu merupakan hal yang urgen dalam mengantisipasi agar bencana demi bencana di lokasi itu tidak terulang lagi. Menurut Saparis, bencana banjir bandang yang melanda enam kecamatan di Luwu Utara pada Senin (13/7) lalu itu, disebabkan faktor alam dan manusia.

Faktor alam itu disebabkan curah hujan yang tinggi dengan intensitas diatas 100 mm/hari, sementara kemiringan lereng di hulu Daerah Aliran Sungai Balease sangat curam. Sedang tingkat konsolidasi tanah remah dengan konsistensi gembur. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsolidasi tanah cenderung rendah dan bersifat lepas-lepas (loose material). Dari karakteristik tanah dan batuan di lereng yang curam menyebabkan potensi longsor tinggi yang selanjutnya membentuk bendung yang alami, sehingga mudah jebol jika ada akumulasi air berlebih.

Sementara itu,  dari sisi faktor manusia, adanya pembukaan lahan di hulu Daerah Aliran Sungai Balease dan penggunaan lahan masif berupa perkebunan kelapa sawit.

Read 625 times