Monday, 27 July 2020 14:52

Kemendag Tingkatkan Ekspor Fesyen dan Kerajinan Tangan ke AS

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles berupaya meningkatkan pangsa pasar fesyen dan kerajinan tangan (handicraft) di Amerika Serikat. Kepala Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles Bayu Nugroho lewat keterangannya di Jakarta, Jumat, 24 Juli mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan ekspor dengan cara-cara yang lebih kreatif untuk mempertahankan pangsa pasar fesyen dan kerajinan tangan di Amerika, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Pada 2019, Amerika mengimpor produk pakaian dari dunia sebesar 84,7 miliar dolar Amerika. Indonesia berada di posisi ke-4 negara pengekspor pakaian ke Amerika dengan total 4,43 miliar dolar Amerika. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Amerika untuk pakaian berbahan rajut mencapai 2,21 miliar dolar Amerika dan pakaian berbahan bukan rajut mencapai 2,22 miliar dolar Amerika.

Wilayah Pantai Barat Amerika, khususnya California, menyumbang 58,71 persen atau senilai 1,38 miliar dolar Amerika  dari total nilai ekspor pakaian Indonesia ke Amerika. Pantai Barat Amerika merupakan wilayah kerja Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles yang mencakup wilayah kerja dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles, KJRI San Francisco, dan KJRI Houston yang terdiri atas 21 negara bagian.

Pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-7 negara pengekspor kerajinan tangan terbesar ke Amerika dengan total ekspor mencapai 482 juta dolar Amerika. Adapun produk kerajinan tangan tersebut yaitu produk berbahan kulit, tas, dan barang kebutuhan perjalanan (travel goods).

Bayu mengatakan, kenaikan nilai ekspor Indonesia, khususnya produk fesyen dan kerajinan tangan merupakan momentum yang baik bagi pemerintah untuk terus memaksimalkan peluang ekspor produk nasional. Salah satu upaya yang dilakukan Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles selama pandemi COVID-19 adalah dengan menggelar kegiatan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual untuk produk fesyen dan kerajinan tangan. Business matching melibatkan lima pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor untuk produk fesyen dan tujuh pelaku UKM berorientasi ekspor untuk produk kerajinan tangan.

Bayu menegaskan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Pemerintah Indonesia mendorong kinerja ekspor Indonesia ke Amerika  dan membuktikan Indonesia memiliki produk yang berkualitas dengan harga bersaing.

Read 613 times