Wednesday, 19 August 2020 11:37

Latihan Bersama Militer AS Dan Korel

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Ketegangan hubungan dua negara di Semenanjung Korea terus berlanjut. Alih alih meneruskan usaha mencari jalan keluar menuju perdamaian, Korea Selatan  malah akhir akhir ini seolah memicu ketegangan hubungan baru. Sementara Korea Utara tetap saja pada posisi defensif.

Ketegangan baru muncul sehubungan dilanjutkannya kembali latihan militer bersama Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Latihan gabungan kedua negara itu telah berlangsung sebelumnya, namun terhenti karena pandemi Corona. Setelah pandemi di Korea Selatan mereda, inisiatif latihan bersama itu dilanjutkan kembali Selasa 18 Agustus 2020. Washingon menyebut ini akan berlangsung hingga 28 Agustus 2020. Pyong Yang di sisi lain,  menilai bahwa latihan militer itu akan terus memicu permusuhan antara Korea Selatan dan  Amerika Serikat dengan  Korea Utara.

Ketegangan antara kedua Korea sebelumnya meningkat karena Korea Utara telah menghancurkan kantor penghubung antar Korea Utara dan Selatan di perbatasan pada Juni lalu. Ketika itupun Pyong Yang bahkan  mengancam akan melakukan tindakan baru. Langkah Korea Utara itu, menurut Pyong Yang dipicu tindakan Korea Selatan yang dinilai provokatif oleh Korea Utara. Yaitu  meluncurkan balon balon udara  berisi buku buku serta selebaran  di perbatasan yang kemudian jatuh di wilayah Korea Utara.

Masyarakat internasional sebelumnya melihat adanya harapan baru bahwa kedua Korea akan bergerak ke arah perdamaian. Momentum bagi perdamaian adalah ketika Kim Jong-Un dan Donald Trump melakukan perundingan di Singapura dan Hanoi, Vietnam. Namun baik Korea Utara, Korea Selatan dan Amerika Serikat kehilangan momentum menapak menuju rekonsiliasi karena bekunya perundingan, dan tidak ada inisiatif lebih lanjut dari masing masing pihak. Presiden Korea Utara semula telah bersikap kooperatif  dalam dialog tersebut. Namun belakangan, Pyong Yang berbalik menyalahkan Seoul karena dianggap tidak berinisiatif mempengaruhi sikap Washington agar melonggarkan sanksi bagi Korea Utara. Isu dalam perundingan yaitu perlucutan senjata nuklir Korea Utara dan pelonggaran sanksi akhirnya kembali memudar.

Keikut sertaan negara ketiga dalam setiap konflik memang dapat menjadi perantara untuk menghasilkan solusi atau mediator.  Tetapi dapat juga  menjadi sebaliknya, malah memperkeruh situasi. Terutama ketika negara ketiga memainkan peran karena mempunyai kepentingannya sendiri. Rasanya itulah yang terjadi dalam konflik kedua negara di Semenanjung Korea yang sesungguhnya adalah satu bangsa.

Read 747 times