Friday, 27 July 2018 08:13

Indonesia Dan Malaysia Kerja Sama Lawan Kampanye Negatif Minyak Sawit.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerja sama melawan kampanye negatif terhadap produk minyak sawit yang terjadi di wilayah Uni Eropa. Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin, 23 Juli 2018. Usai pertemuan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan Malaysia akan terus bekerjasama walaupun proses trialog antara kedua negara dan Uni Eropa sudah selesai. Selain itu ia juga menyatakan kedua negara juga sudah mengirimkan surat resmi kepada Uni Eropa untuk menanggapi proses trialog tersebut.

" Jadi kelapa sawit, proses trialog sudah selesai tapi kita masih harus terus bekerjasama untuk post-trialognya. Saya sampaikan saya sudah berkirim surat kepada Menteri Luar Negerinya Uni Eropa dan beliau juga mengatakan bahwa akan mengirimkan surat menanggapi proses trialog ini. Oleh karena itu beliau juga  sampaikan kepada Presiden bahwa Indonesia dan Malaysia juga tidak ada pilihan lain selain bekerjasama kuat untuk menangani kampanye negatif yang dialami oleh kelapa sawit ".

Hal yang sama disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah. Dia mengatakan Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara produsen minyak sawit terbesar di dunia harus bekerja sama dalam memelihara pasar produk sawit di Eropa. Dikatakan, kedua negara merupakan penghasil produk minyak sawit terbesar di dunia maka kedua negara harus kompak. Pihaknya sepakat kedua negara harus mengintensifkan diskusi dan kerja sama karena isu ini begitu besar. Selanjutnya, kedua Menlu juga sepakat memainkan perananan masing-masing agar masalah kampanye negatif terhadap produk sawit di wilayah Uni Eropa dapat dikelola secara terstruktur.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad menyampaikan kepada Presiden RI, Joko Widodo bahwa  Malaysia dan Indonesia perlu bekerja sama memperjuangkan kelapa sawit. Mahathir mengatakan, tudingan Eropa bahwa produksinya merusak lingkungan tidaklah benar. Perdana Menteri Malaysia tersebut meyakini, alasan Eropa melakukan kampanye negatif terhadap kelap sawit asal Indonesia dan Malaysia lebih kepada motif bisnis semata. Namun, selama ini alasan yang dikemukakan selalu masalah lingkungan yang telah dibantah dengan berbagai penelitian oleh Indonesia dan Malaysia. Terkait dengan isu lingkungan dan kelapa sawit, Indonesia merupakan salah satu anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dibentuk tahun 2004. RSPO berperan menginformasikan tentang minyak kelapa sawit yang lestari serta sistem sertifikasi minyak kelapa sawit. Indonesia telah berkomitmen kepada Uni Eropa melalui proyek kelapa sawit berkelanjutan Eropa tahun 2015. Proyek itu diadakan untuk membantu meningkatkan kepatuhan terhadap standar sertifikasi sesuai definisi RSPO.

Read 776 times Last modified on Thursday, 26 July 2018 08:32