Friday, 03 May 2019 07:57

RI Siap Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia Tahun Depan

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto membuka Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019 di Jakarta Convention Center, Rabu. Event tersebut memamerkan karya perancang lokal dan produk kosmetik serta perhiasan pada 1 hingga 4 Mei. Dalam sambutannya, Airlangga Hartanto menyampaikan apresiasinya kepada para perancang dan pendukung kegiatan tersebut. Menurut Airlangga Hartarto pemerintah mendorong Indonesia bisa jadi pusat fesyen muslim dunia.

Airlangga Hartarto menambahkan, setelah membangun infrastruktur tahun ini, sumber daya manusia menjadi prioritas berikutnya, termasuk bidang kreatif. Oleh karena itu, pihaknya juga harus mendorong pendidikan sekolah kejuruan agar bisa melahirkan perancang muda untuk tampil dan menjangkau pasar yang luas.

Ia  mengatakan, Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri fesyen muslim di Tanah Air agar semakin berdaya saing di kancah global untuk menunjukkan kesiapan Indonesia menjadi salah satu pusat fesyen muslim dunia pada 2020. Peluang pasar fesyen muslim di global maupun domestik masih sangat besar. Untuk itu, harus diisi oleh industri fesyen muslim dari dalam negeri.

Airlangga Hartarto menegaskan, perkembangan jumlah umat Islam dunia menjadi salah satu pendorong pertumbuhan industri fesyen muslim. Pada 2018, jumlah populasi umat Islam mencapai 24 persen dari total penduduk muslim dunia.

Muslim Fashion Festival 2019 diikuti lebih dari 100 perancang yang memamerkan berbagai produk fesyen, kecantikan dan perhiasan.

National Chairman Indonesian Fashion Chamber yang juga Ketua Pelaksana Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019, Ali Charisma mengatakan, busana muslim Indonesia mempunyai ciri khas yang sangat jelas. Busana muslim Indonesia sangat bervariasi dan terbuka kreasinya serta tampilannya yang sangat luar biasa. Ini bisa membawa Indonesia bersaing dengan brand Internasional.  

Sementara itu Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, Kementerian Perindustrian melibatkan 656 Industri Kecil Menengah (IKM) dan 60 desainer dalam pengembangan industri fesyen muslim sepanjang 2018-2019. Ia menjelaskan, program pembinaan yang ia lakukan ini terintegrasi dari hulu sampai hilir. Contoh programnya adalah link and match industri fesyen muslim dengan industri tekstil, bimbingan teknis dan sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, pembangunan kapasitas IKM fesyen muslim, serta penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru IKM Busana Muslim.

Menurut Gati, industri fesyen muslim di Indonesia perlu didorong untuk menerapkan teknologi industri 4.0. Implementasi ini dapat dilakukan pada proses produksi, seperti menggunakan sistem berbasis digital manufacturing. Dengan menerapkan industri 4.0, ia yakin produktivitas dan kualitasnya akan meningkat secara lebih efisien, tetapi tanpa mengurangi jumlah tenaga kerja. Keunggulan produk fesyen muslim Tanah Air, selain diakui di Kuwait dan Uni Emirat Arab, juga diminati pasar Amerika Serikat, Inggris dan Jepang.

Read 800 times