Sumarno

Sumarno

20
April

 

(voinews.id)Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif memuji sikap Indonesia yang mempertahankan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dan melaksanakan Resolusi 2231 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menlu Zarif dalam pertemuan dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi di Jakarta, Senin, dalam kunjungan yang disebut Iran, sebagai “diplomasi Ramadhan”. Sementara, Menlu RI mengapresiasi tren persahabatan yang berkembang antara kedua negara, khususnya di bidang ekonomi. Ia menyampaikan harapan agar kedua negara dapat memfasilitasi hubungan bisnis melalui Komisi Bisnis Bersama Iran-Indonesia serta kesepakatan-kesepakatan yang sedang dinegosiasikan.

Kedua menlu juga saling bertukar pandangan tentang perkembangan terbaru dalam proses perdamaian Afghanistan, dan dukungan terhadap hukum internasional. Sebelumnya dalam pertemuan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Austria, awal Maret lalu, Indonesia meminta Amerika Serikat untuk kembali ke meja perundingan guna menyelesaikan isu nuklir Iran sesuai dengan komitmen yg tertuang dalam JCPOA tersebut.Antara

20
April

 

(voinews.id)Wilayah ibu kota India, Delhi, memberlakukan penguncian selama enam hari mulai Senin malam karena kasus harian COVID-19 di seluruh negeri mencapai rekor baru, sementara sistem kesehatan juga kerepotan menangani beban infeksi baru. Rumah-rumah sakit India sedang berjuang dengan kekurangan tempat tidur, oksigen, dan obat-obatan penting karena infeksi melewati angka 15 juta. Dengan angka itu, India menjadi negara  dengan kasus COVID kedua tertinggi setelah Amerika Serikat. Kepala Menteri Arvind Kejriwal dalam jumpa pers virtual pada Senin mengatakan, sistem kesehatan Delhi tidak dapat menerima lebih banyak pasien dalam jumlah besar.

Infeksi harian COVID-19 di India melonjak ke rekor 273.810 kasus pada Senin. Kematian naik rekor 1.619 menjadi 178.769 orang.Hingga Senin, India telah memberikan hampir 123,9 juta dosis vaksin -- terbanyak di dunia setelah AS dan Tiongkok, meskipun peringkatnya jauh lebih rendah jika dilihat secara vaksinasi per kapita.Reuters

20
April

 

(voinews.id)Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, industri makanan dan minuman adalah satu dari tujuh sektor yang diakselerasi untuk mengadopsi teknologi industri 4.0. Hal itu dikatakan Menperin lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Senin. Kementerian Perindustrian mencatat, kinerja industri makanan dan minuman selama periode 2015-2019 rata-rata tumbuh 8,16 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,69 persen.Di tengah dampak pandemi, sepanjang triwulan IV tahun 2020, terjadi kontraksi pertumbuhan industri nonmigas sebesar 2,52 persen.

Namun demikian, industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 1,58 persen pada tahun 2020. Industri makanan dan minuman juga mempunyai peranan yang penting dalam kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas. Pada periode Januari-Desember 2020, total nilai ekspor industri makanan dan minuman mencapai 31,17 miliar dolar AS atau menyumbang 23,78 persen terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar 131,05 miliar dolar AS.Antara

20
April

 

(voinews.id) Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan analisa konsumsi berdasarkan data perbankan menunjukkan belanja masyarakat kian menggeliat pada April 2021. Hal itu dikatakan Menko Airlangga usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin. Sedangkan untuk belanja yang digerakkan faktor musiman (seasonally adjusted) juga meningkat hingga 13,11 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2021. Selain itu, peningkatan konsumsi juga terlihat pada pembelian barang manufaktur, berdasarkan data (Purchasing Manager Index-PMI) yang menyentuh 53,2, jauh di atas rata-rata angka PMI tahun 2019 yang hanya bertahan di 51.

 Penerimaan sektor industri, memurut Menko Airlangga, juga tercatat mengalami perbaikan, tumbuh 10,26 persen secara tahunan untuk yang non-seasonally adjusted dan tumbuh 1,46 persen untuk seasonally adjusted. Selanjutnya, untuk menjaga keseimbangan pengendalian COVID-19 dan pengungkit ekonomi, pemerintah melakukan beberapa program. Diantaranya,  pengendalian COVID-19 melalui pembatasan kegiatan, baik kegiatan mudik, dan kegiatan pembatasan bepergian.Antara