Radio Republik Indonesia Public Broadcasting Institute (LPP RRI) for Foreign Broadcasting Stations (SLN) or Voice of Indonesia (VOI) received dozens of volunteers (volunteers) to be placed on eight foreign language broadcast services.
SLN Station Head Edyi Ivan said that his party gave students from various universities the opportunity to get to know the world of foreign language broadcasting.
“We have one desk (broadcast service) in Indonesian and eight desks in foreign languages, namely English, French, German, Dutch, Spanish, Japanese, Mandarin, and Arabic, so that it can become a kind of practicum laboratory for students majoring in languages or other majors. to know more closely or learn about the broadcasting world here," said Ivan, Tuesday (5/7/2022).
According to Ivan, their presence in VOI was based on their desire and interest to join in filling the limited human resources (HR) in each foreign language broadcasting desk owned by VOI.
"Today, we received 26 volunteers from more than 200 people who expressed their interest, from various campuses for us to be positioned as broadcasters or whatever VOI needed, according to the direction of the President Director," Ivan added.
Meanwhile, one of the volunteers from the English literature department at the Jakarta State University (UNJ) Ray Muhammad Nur Rifki expressed his interest in the RRI volunteers program.
This is based on his preference for English radio broadcasts.
"Apart from wanting to develop my talent for speaking in English, I want to know more about the broadcasting world because this is one of my interests when I enter the world of work later," said Rifki.
Furthermore, Rifky added, he chose VOI as a place to increase knowledge about broadcasting. Because VOI is well known internationally.
"Why Voice of Indonesia itself, because first Voice of Indonesia is already known in many countries other than Indonesia, so now is a good opportunity for me to be able to join and develop with Voice of Indonesia," Rifki explained.
A total of 26 students for this first wave consisted of volunteers for English, French, Japanese, Arabic and Spanish services.
Meanwhile, for German, they have actually sent their curriculum vitae (CV), but they are currently out of town and will be called when they are in Jakarta.
According to Ivan, the volunteer program at RRI for Foreign Broadcasting does not stop until now, but will continue. Especially volunteers for languages that have not yet been registered, such as Dutch and Mandarin. (RRI)
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Stasiun Siaran Luar Negeri (SLN) atau Voice of Indonesia (VOI) menerima puluhan relawan (volunteers) untuk ditempatkan pada delapan layanan siaran bahasa asing.
Kepala Stasiun SLN Edyi Ivan mengatakan, pihaknya memberi kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk mengenal dunia penyiaran berbahasa asing.
“Kita punya satu desk (layanan siaran) bahasa Indonesia dan delapan desk siaran bahasa asing, yakni bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Jepang, Mandarin, dan Arab, sehingga bisa menjadi semacam laboratorium praktikum untuk mahasiswa jurusan bahasa atau jurusan lainnya untuk mengenal lebih dekat atau belajar dunia broadcasting disini,” kata Ivan, Selasa (5/7/2022).
Menurut Ivan, kehadiran mereka di VOI atas keinginan dan minat sendiri untuk bergabung mengisi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di masing-masing desk siaran bahasa asing yang dimiliki oleh VOI.
“Hari ini, kami menerima 26 orang volunteer dari sekitar 200 lebih orang yang menyatakan minatnya, dari berbagai kampus untuk kami posisikan menjadi penyiar atau apa pun yang dibutuhkan VOI, sesuai arahan Direktur Utama,” ujar Ivan menambahkan.
Sementara itu, salah satu volunteer dari jurusan sastra Inggris Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ray Muhammad Nur Rifki mengungkapkan minatnya dengan program volunteers RRI.
Hal ini berdasarkan kesukaan dirinya terhadap siaran radio berbahasa Inggris.
“Selain ingin mengembangkan bakat saya berbicara dalam bahasa Inggris, saya ingin mengetahui lebih banyak dunia penyiaran karena ini salah satu minat saya juga saat terjun ke dunia kerja nanti,” kata Rifki.
Lebih lanjut, Rifky menambahkan, dirinya memilih VOI sebagi tempat untuk menambah pengetahuan tentang penyiaran. Karena VOI sudah dikenal di dunia internasional.
“Kenapa Voice of Indonesia itu sendiri karena pertama Voice of Indonesia sudah dikenal banyak di negara-negara lain selain Indonesia ya, sehingga sekarang ini kesempatan yang bagus buat saya bisa joint dan berkembang bersama Voice of Indonesia,” ucap Rifki menjelaskan.
Sebanyak 26 mahasiswa untuk gelombang pertama kali ini terdiri dari volunteers untuk layanan bahasa Inggris, Perancis, Jepang, Arab dan Spanyol.
Sementara untuk bahasa Jerman sebenarnya sudah mengirimkan curiculum vitae (CV), namun saat ini sedang berada di luar kota dan akan dipanggil pada saat yang bersangkutan sudah berada di Jakarta.
Menurut Ivan program volunteers di RRI stasiun Siaran Luar Negeri tidak berhenti sampai saat ini saja, tetapi akan terus dilanjutkan. Terutama volunteers untuk bahasa yang belum mendaftar, seperti bahasa Belanda dan Mandarin.