Kementerian Keuangan memastikan generasi muda mulai menyadari pentingnya berinvestasi pada instrumen obligasi ritel dengan menjadi investor terbesar bagi penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR007. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman dalam pernyataan di Jakarta, Senin lalu, mengatakan generasi milenial dengan usia 19-39 tahun telah mendominasi porsi penjualan SBR007.
Generasi milenial tercatat menjadi investor terbesar dari penjualan obligasi ritel ini hingga mencapai 50,85 persen dari total investor. Menurut Luky hal ini menunjukkan bahwa saat ini generasi muda semakin sadar untuk berinvestasi sejak dini.
Luky Alfirman menambahkan generasi Z, yaitu mereka yang lahir setelah tahun 1995, dengan usia 19 tahun kebawah juga ikut terlibat dengan menjadi investor SBR007 meski dengan porsi yang lebih kecil yaitu 0,33 persen. Ia mengatakan, tidak hanya generasi milenial, namun jumlah investor baru yang meminati SBR007 juga ikut meningkat yaitu sebanyak 9.956 investor.
Meski demikian, terdapat 229 investor lama yang membeli SBR007, sejak pemerintah pertama kalinya menerbitkan SBR secara online, dengan nominal pembelian sebesar hampir 58 miliar rupiah.
Capaian positif lain dari penjualan SBR007 adalah banyaknya masyarakat yang mulai belajar berinvestasi dengan membeli instrumen ini melalui pemesanan sebesar 1 juta rupiah atau pada batas bawah pembelian. Jumlahnya mencapai 1.006 investor. Kementerian Keuangan menilai, masyarakat yang baru mulai belajar berinvestasi memilih SBR sebagai instrumen investasinya karena keunggulan fitur SBR yang aman, mudah dan terjangkau.
Total pemesanan pembelian SBR007 mencapai 3,2 triliun rupiah, meski pada Juli 2019 tidak terdapat SBN ritel yang jatuh tempo dan tingkat kupon obligasi ritel ini lebih rendah dari seri sebelumnya.
Jumlah investor ritel terbesar yang melakukan pemesanan berada pada rentang 1 juta hingga 100 juta rupiah mencapai hampir 69 persen.
Meski generasi milenial mendominasi pemesanan, namun dari sisi volume, kelompok baby boomers atau yang berusia 55 hingga 73 tahun masih tetap investor terbesar dari sisi nilai yaitu mencapai 1,34 triliun rupiah atau 41,73 persen dari total volume.
Dari kelompok profesi, pegawai swasta mendominasi penjualan SBR007 hingga 38,43 persen, disusul wiraswasta 19,14 persen dan Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri 10,29 persen. Namun porsi pemesanan, masih didominasi oleh wiraswasta sebesar 36,68 persen disusul pegawai swasta 28,46 persen dan ibu rumah tangga 13,7 persen.
Luky Alfirman berharap capaian ini dapat terus berlangsung ditengah upaya perluasan basis investor dalam negeri.