Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyoroti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, yang berlangsung secara sporadis hingga mengancam kelangsungan hidup satwa dilindungi, seperti gajah dan harimau sumatera. Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kala mendampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (12/8/2019).
Siti Nurbaya menegaskan proses hukum bagi pelaku pembakaran lahan di Tesso Nilo akan terus berlanjut. Menurut dia, akan ada dua pelaku lainnya melibatkan perorangan, namun memiliki lahan dalam jumlah yang cukup luas yang akan segera diproses hukum.
Siti mengungkapkan, persoalan penegakan hukum menjadi persoalan penting dalam memberikan efek jera kepada para pelaku pembakar lahan. Untuk itu pihaknya memastikan bahwa penegakan hukum terhadap pelaku pembakar lahan, baik perorangan maupun korporasi harus optimal.
Tidak hanya itu, kementerian LHK juga tengah menelisik sejumlah perusahaan yang ada di wilayah Siak, Pelalawan, Indragiri huli dan Indragiri hilir. Pihaknya menyinyalir kebakaran hutan dan lahan yang semakin meluas di empat wilayah itu ada kaitanya dengan perusahaan perkebunan.
Dikatakannya, jika memang nantinya ada perusahaan yang terlibat dalam kasus karhutla, maka pihaknya akan memberikan saksi tegas, mulai dari saksi administrasi berupa pencabutan izin, hingga sanksi perdata dan pidana.
Lebih jauh, Siti Nurbaya juga menyatakan telah memperingatkan 55 perusahaan yang tersebar di sejumlah provinsi terkait karhutla. Meski tidak menjelaskan secara rinci 55 perusahaan yang dimaksud, namun dia memastikan beberapa di antaranya ada di Provinsi Riau.
Siti Nurbaya mengatakan KLHK akan melaksanakan langkah kolaboratif bersama Polri untuk menindak pelaku pembakar lahan, termasuk di Taman Nasional Tesso Nilo yang kini dalam kondisi memprihatinkan akibat dijarah hingga berujung pada karhutla.
Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Halasan Tulus, mengakui kondisi memang sangat kering karena kemarau, namun sangat kecil kemungkinan kebakaran terjadi secara alami. Area yang terbakar banyak terdapat di lokasi yang diokupasi oleh masyarakat, seperti di daerah Toro. Halasan Tulus lebih lanjut mengatakan, area Tesso Nilo yang terbakar belum sampai ke hutan alamnya, namun memang mendekati area Kamp Tim Flying Squad, yang terdapat delapan ekor gajah jinak binaan WWF-Indonesia bersama balai taman nasional.