Sunday, 18 February 2018 00:00

Mahasiswa UNS Ciptakan Detektor Pemutih Pada Beras

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

 

Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar masyakat Indonesia. Karena itu ketersediaan dan  kualitas beras menjadi hal yang sangat penting. Secara umum beras yang berwarna putih bersih dan harum dikategorikan sebagai beras yang berkualitas tinggi. Namun, masyarakat harus jeli dan memastikan adanya penggunaan zat kimia sebagai pemutih beras. Penggunaan pemutih beras ini tentunya tidak baik dan berbahaya bagi kesehatan. Untuk mengetahui adanya pemutih pada beras, dua Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat alat bernama SCRAPER, yaitu Smart Chlorinated Rice Portable Detector berbasis microcontrol Atmega8535 dan Light Dependent Resistor (LDR).  Mereka adalah Intan Mulia Rahayu dari program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Kevin Ikhwan Muhammad (Teknik Kimia).

Menurut Intan, khlorin yang digunakan sebagai pemutih sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Khlorin dapat merusak sel-sel darah, mengganggu fungsi hati/liver, dan merusak sistem pernapasan. Bila penggunaan klorin mencapai 3-5 ppm dalam beras atau bahkan mencapai dosis lebih dari 30 ppm dapat menyebabkan kematian.Inovasi SCRAPER muncul untuk menjawab persoalan pasar tentang  maraknya oknum penjual beras curang yang sengaja menambahkan pemutih/khlorin pada beras berkualitas rendah.

Dengan khlorin beras terlihat putih bersih seperti kualitas super. Sementara sebagian besar konsumen tidak dapat membedakan beras yang mengandung pemutih dan tidak.

Inovasi ini ditampilkan pada Kompetisi Inovasi Internasional Thailand Inventors Day 2018 yang digelar di Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC), Thailand, pada 2-6 Februari 2018. Kedua mahasiswa ini juga meraih special award dari World Invention Intellectual Properti Association (WIIPA). Intan yang merupakan ketua tim penelitian ini mengatakan, mereka  berharap alat inovasi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sebagai upaya pencegahan pengonsumsian beras berpemutih, serta dapat membantu pemerintah dalam inspeksi penjual beras di pasar.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) bersama  International Federation of Inventor’s Associations (IFIA) dan World Invention Intellectual Properti Association (WIIPA). Ajang Thailand Inventors Day diselenggarakan setiap tahun untuk menampilkan potensi hasil penemuan dan inovasi dari inovator-inovator internasional. Acara ini diikuti oleh 24 negara, yaitu Indonesia, Kanada, China, Mesir, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Lebanon, Makau, Malaysia, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan, Sri Langka, Taiwan, Uni Emirate Arab, Inggris, Vietnam dan Thailand.

Read 1320 times Last modified on Monday, 19 February 2018 16:08