Anggota Dewan Keamanan PBB melakukan retreat di Bali, Indonesia baru-baru ini (26-27/11). Kegiatan ini dihadiri oleh Vietnam yang juga sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa -PBB periode 2020-2021. Hal menarik adalah bahwa Indonesia mengupayakan pendekatan dengan PBB untuk melakukan penyamaan persepsi tentang upaya mengatasi persoalan terorisme. Peran Indonesia dan Amerika Serikat dalam isu terorisme di Dewan Keamanan PBB sangat sentral, mengingat Indonesia merupakan Ketua Komite Sanksi Terorisme dan AS merupakan pembahas utama terkait isu terorisme di DK PBB. Isu penanggulangan terorisme menjadi salah satu pembahasan kunci mengingat isu tersebut akan menjadi tema utama pada Presidensi Indonesia di DK PBB tahun 2020.
Indonesia mendapat kepercayaan beberapa Komite yang memiliki peran penting di DK PBB. Kepemimpinan dan inisiatif Indonesia dalam penanggulangan terorisme dan pencegahan penyebaran senjata pemusnah massal juga mendapat pengakuan dan apresiasi baik dari anggota DK mauoun negara-negara anggota PBB.
Selain sebagai Ketua Komite Sanksi 1267, Duta Besar Dian Triansyah Djani, Indonesia juga telah diberikan tanggung-jawab sebagai Ketua Komite Resolusi DK 1540 mengenai pencegahan penyebaran senjata pemusnah massal oleh aktor non-negara, Ketua Komite Sanksi Resolusi DK 1988 mengenai Taliban serta Wakil Ketua Komite Sanksi DK mengenai Sudan Selatan dan Komite Sanksi DK mengenai Irak.
Untuk kali pertama, Indonesia memprakarsai penyelenggaraan Retreat DK PBB dimana negara-negara anggota DK PBB dapat berdiskusi secara informal dalam atmosfer sangat positif. Hal ini merupakan capaian bagi Indonesia dalam mendorong penguatan dan kerjasama di antara negara anggota DK PBB
Dalam Retreat kali ini, terlihat diskusi yang sangat cair dan terbuka diantara negara-negara anggota tetap DK PBB (permanent five/P-5) dengan negara anggota tidak tetap DK PBB, serta perwakilan think-tank terkait. Kita berharap iklim positif yang terbangun ini dapat terus berlanjut dalam pembahasan dan penyelesaian berbagai isu di DK PBB. Inisiatif Indonesia menyelenggarakan Retreat DK PBB sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menjadi consensus builder dan mendorong satu suara di DK PBB. Sejauh ini, Indonesia terbukti telah menjadi salah satu negara yang dipercaya untuk menjembatani perbedaan pandangan di antara negara-negara anggota DK PBB.
Pasca pertemuan retreat yang diinisiasi oleh Indonesia kali ini, tentu kita berharap inisiatif ini akan membawa dampak positif. Bagi Indonesia, hal ini semakin menunjukkan perannya dalam politik internasional, politik bebas aktif yang dapat dirujuk dalam Dewan Keamanan PBB.