Upaya peningkatan produksi pertanian di Indonesia memerlukan teknologi, terutama mutu dan daya saing. Sektor pertanian harus memanfaatkan teknologi 4.0. Sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ke-3 setelah sektor manufaktur dan perdagangan (BPS 2019), sudah saatnya Indonesia menerapkan teknologi 4.0 pada sektor pertanian. Tujuan utama penerapan terknologi 4.0 tersebut adalah untuk melakukan peningkatan hasil kualitas dan kuantitas serta efisiensi penggunaan sumber daya.
Pemanfaatan teknologi 4.0 pada sektor pertanian adalah pemanfaatan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain dan big data analitik untuk menghasilkan produk unggul, presisi, efisien, dan berkelanjutan.
Timbul pertanyaan sampai sejauh mana implementasi teknologi 4.0 dalam sektor pertanian Indonesia (?)
Pemerintah Indonesia terus mendorong penerapan teknologi 4.0 dalam sector pertanian. Sejumlah inovasi seperti aplikasi Smart Green House telah diciptakan dan dikembangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Aplikasi ini memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT). Dengan inovasi ini, semua aktivitas yang memengaruhi pertumbuhan tanaman diatur melalui internet dengan menggunakan sistem artificial intelligence.
Inovasi berikutnya adalah Smart Irrigation System yang juga memanfaatkan teknologi IoT berbasis artificial intelligence. Inovasi tersebut diterapkan melalui irigasi bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tanah kering. Sistem kerjanya adalah dengan mengatur kelembaban tanah dengan sistem artificial intelligence, sehingga tanah tidak gersang lagi dan dapat menjadi lembab sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Inovasi lain adalah pemanfaatan autonomous technology pada Automatic Tractor. Melalui penerapan artificial intelligence, petani dapat mengendalikan pola pekerjaan traktor secara cerdas. Dengan cara ini, petani tersebut dapat mengendalikan mesin tanpa harus turun ke sawah.
Terdapat sejumlah tantangan dalam penerapan teknologi 4.0 pada sektor pertanian di Indonesia. Salah satu tantangannya adalah akses menuju teknologi. Teknologi sudah ada di Indonesia, tetapi para petani terutama petani konvensional di daerah tidak memiliki akses karena keterbatasan biaya. Piranti teknologi canggih tentu tidak murah harganya.
Untuk mengatasi masalah melek teknologi, pemerintah perlu memberikan edukasi yang cukup bagi para petani konvensional agar melek teknologi. Selain itu, diperlukan pendampingan secara intensif melalui sebuah pusat pelatihan dan pusat informasi.