Tuesday, 04 February 2020 11:20

Hari Kanker Sedunia.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Saat ini dunia sedang heboh dengan penyebaran Virus Corona yang menyebabkan infeksi mematikan dengan korban tewas mencapai lebih dari 300 orang sejak merebak Desember lalu. Namun di tengah kekhawatiran global terhadap penyebaran Virus Corona tersebut, hari ini 4 Februari, dunia memperingati Hari Kanker Sedunia.

Tanpa kehebohan, penyakit kanker setiap tahun merenggut nyawa sekitar 9,6 juta orang. Para ahli memprediksi, angka tersebut akan terus meningkat hingga 13 juta pada 2030 jika masyarakat dunia tidak melakukan tindakan apapun.

Adalah Union for International Cancer Control (UICC), sebuah organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran kanker global, yang menginisiasi peringatan Hari Kanker Sedunia. Tujuan dari UICC tersebut adalah untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit kanker. Berawal dari situ, ide tersebut dikaji Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada pertemuan yang diadakan di Paris pada 4 Februari 2000, pemimpin lembaga pemerintah, organisasi kanker dunia, dan PBB menandatangani sebuah kesepakatan Piagam Paris untuk melawan Kanker.

Piagam tersebut merupakan dokumen yang berisi 10 artikel yang menguraikan komitmen global terkait kerja sama meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Kesepakatan ini juga untuk investasi berkelanjutan dalam kemajuan penelitian, pencegahan, dan pengobatan kanker. Piagam itu juga mencantumkan tiap 4 Februari sebagai Hari Kanker Dunia dan diperingati setiap tahun.

Gerakan Hari Kanker Sedunia berfokus pada empat aspek yakni, kemajuan, dampak, kesetaraan, serta perubahan. Selama bertahun-tahun, sudah ada terobosan luar biasa dalam dunia kedokteran modern, semuanya berasal dari pemahaman yang lebih mendalam terkait kanker.

Salah satu aspek penting dalam hal perawatan adalah kesetaraan. Siapa saja penderita kanker, berhak mendapat perawatan dan pengobatan layak dan itu terlepas dari latar belakang mereka.

Di beberapa negara sering ditemui pasien yang mengidap penyakit mematikan tersebut berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah. Mirisnya, mereka tidak mendapat perawatan yang layak hingga menyebabkan sang pasien kehilangan nyawanya.

Disinilah dibutuhkan kemauan politik dari para penyelenggara negara untuk menyediakan fasilitas penyembuhan yang memadai kepada seluruh penderita kanker, dari segala tingkat kemampuan ekonomi mereka.

Negara juga berkewajiban meningkatkan pengetahuan warga, mengurangi rasa takut, dan menyingkirkan segala macam mitos dan kesalahpahaman mengenai penyakit kanker itu. Dengan begitu, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit kanker dapat berubah ke arah yang lebih baik, yang mendukung proses penyembuhan penderita kanker. 

Read 711 times