Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sedang memikirkan perombakan kabinetnya, setelah berhasil terpilih sebagai kepala pemerintahan Inggris. Dia berhasil menjabat perdana menteri setelah Partai Konservatif yang dipimpinnya memenangi pemilu pasca kisruh Brexit. Johnson akan merombak kabinet dengan mempertimbangkan penambahan jumlah menteri perempuan. Penambahan kuota perempuan dalam kabinet Boris Johson dilakukan atas pertimbangan tuntutan berbagai pihak agar Perdana Menteri meningkatkan jumlah menteri perempuan di dalam kabinet.
Berita di berbagai media di Inggris melaporkan spekulasi akan terjadinya pencopotan setidaknya 3 menteri perempuan dari kabinet Boris Johnson. Tiga nama yang diperkirakan media akan dicopot adalah Theresa Villiers, Andrea Leadsom, dan Liz Truss. Atas spekulasi itu muncul tekanan agar Boris Johnson tetap menempatkan perempuan di dalam kabinetnya. Menanggapi hal itu, kalangan pemerintah memasikan bahwa sosok perempuan di kabinet akan dipertahankan. Kalangan media dalam negeri memperkirakan ada lima perempuan yang akan masuk dalam kabinet baru Johnson. Jumlah itu lebih banyak dibanding sebelumnya. Pihak internal pemerintahan mengungkapkan, jika saat ini menteri perempuan hanya 18 persen, dalam reshuffle mendatang jumlahnya akan menjcapai 60 persen dari komposisi kabinet.
Perombakan kabinet dilakukan oleh Boris Johnson guna melancarkan jalan pemerintahannya, utamanya mengantisipasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Beberapa menteri dalam kabinet saat ini akan diganti.
Sebelum Pemilu dilakukan, Boris Johson sering menghadapi masalah dengan parlemen dan beberapa menteri di kabinetnya. Dalam perspektif itulah, perombakan dilakukan. Selain mengefektifkan pemerintahannya, penambahan jumlah sosok perempuan di kabinet baru juga dapat meningkatkan citra Boris Johnson di mata rakyat Inggris. Untuk itu, Boris Johnson tentu perlu cermat dalam memilih sosok-sosok perempuan yang akan dia pilih. Pertimbangannya tentu bukan sekedar baik di mata masyarakat, tetapi lebih penting kelancaran jalannya pemerintahan.