Pemerintah Kota Bitung, Sulawesi Utara, menggencarkan promosi potensi wisata daerah melalui media untuk menarik wisatawan. Wali Kota Bitung, Maxmilian Lomban, di Bitung, Rabu (28/2) mengatakan, pihaknya mengenalkan semua potensi wisata di Bitung, mulai dari kekayaan alam di hutan dan gunung, serta bawah laut yang indah. Untuk mempromosikan Kota Bitung, pihaknya menggandeng televisi dengan harapan, gambar dan suara yang ditampilkan akan menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara datang.
Lokasi pertama yang dipromosikan adalah Batu Angus, Makawidei, Kecamatan Aertembaga, lalu bawah laut Selat Lembah yang menjadi salah satu titik penyelaman yang indah di Bitung. Dia mengatakan, promosi dilakukan dalam sebuah program tv swasta nasional yakni acara Indonesia punya cerita yang diharapkan akan makin mengenalkan Bitung ke mana-mana. Sedangkan untuk promosi Selat Lembeh, Ketua Tim Penggerak Khouni Lomban Rawung, menyelam dan mengajak wartawan untuk melihat keindahan bawah laut. Maxmilian Lomban sangat berharap semua keindahan itu dapat dipublikasikan, karena nantinya yang akan menerima dan merasakan dampaknya adalah masyarakat. Ia menambahkan, kondisi ekonomi akan berkembang dan pada akhirnya masyarakat akan menjadi sejahtera.
Pabrik Gula Colomadu Akan Menjadi Bangunan Bersejarah Internasional.
Pabrik Gula Colomadu akan Menjadi Bangunan Bersejarah Internasional. Sejumlah perusahaan BUMN bersinergi untuk mengembangkan Pabrik Gula Colomadu yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sebagai bangunan bersejarah berskala internasional. Direktur Utama PT Perkebunan Nasional IX (sembilan ) Irianto Hutagaol di Solo, Rabu (28/2) mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan kembali eks-Pabrik Gula Colomadu untuk diperkenalkan kembali kepada generasi zaman sekarang bahwa pada masanya Pabrik Gula Colomadu merupakan eksportir gula terbesar kedua di dunia. Pabrik Gula Colomadu didirikan pada tahun 1861 oleh Mangkunegara IV. Selanjutnya, pada tahun 1928 pabrik tersebut mengalami perluasan area lahan tebu dan perombakan arsitektur. Pada tahun 1998 pabrik ini berhenti beroperasi.
Kini bekas pabrik gula tersebut akan difungsikan sebagai culture center atau pusat kebudayaan, concert hall dengan kapasitas 3.000 orang, venue of MICE dengan kapasitas 1.000 orang, dan menjadi area komersial yang dilengkapi berbagai gerai makanan dan kerajinan tangan asli Indonesia. Bahkan, pada pembukaan destinasi wisata baru dengan nama De Tjolomadoe ini, pihaknya akan menandai dengan pergelaran konser artis dunia, David Foster and Friends di dua kota, yaitu Surabaya pada 22 Maret 2018 dan Surakarta 24 Maret 2018.
Bali Meraup devisa 150,15 Juta Dolar Amerika Dari Pengapalan Ikan Tuna.
Varia Nusantara diakhiri dengan kabar, Bali meraup devisa 150,15 juta dolar AS dari pengapalan ikan tuna. Ikan tuna dikapalkan dalam bentuk segar dan beku ke pasaran luar negeri selama tahun 2017. Jumlah ini meningkat sekitar 76 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 85,41 juta dolar Amerika. Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Luar Negeri Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Bagawinata di Denpasar, Kamis (3/1) mengatakan, ikan tuna memberikan kontribusi terbesar di antara sembilan jenis komoditas hasil perikanan dan kelautan Bali yang menembus pasaran luar negeri.
Ikan tuna tersebut merupakan hasil tangkapan para nelayan setempat maupun perusahaan-perusahaan yang operasionalnya menggunakan kapal-kapal besar yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Bali. Hasil tangkapan hingga ke wilayah perairan Indonesia timur itu selanjutnya diolah dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk ikan segar dan beku hingga siap diekspor ke luar negeri dari bandara Ngurah Rai. Dengan demikian ikan tuna dan jenis ikan lainnya yang diekspor dari Bali dalam 24 jam sudah dapat dinikmati oleh konsumen di mancanegara. Bagawinata menambahkan, ekspor berbagai jenis ikan dan udang dari Bali selama ini paling banyak diserap pasaran China Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Australia dan Jerman dan berbagai negara lainnya.