Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima sedang melakukan kunjungan resmi ke Indonesia selama 3 hari, mulai 10 hingga 13 Maret guna meningkatkan kemitraan dalam berbagai aspek. Apakah dengan kunjungan kali ini dapat membangun kemitraan lebih baik antara Indonesia dan Belanda?
Dalam pertemuan di hari pertama di istana Bogor, Selasa (10/3), kesepakatan bisnis sebesar 1 miliar dolar Amerika antara Indonesia dan Belanda berlangsung. Usai pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi kunjungan Raja dan Ratu Belanda yang membawa 110 pengusaha untuk berbisinis dengan para pelaku usaha di Indonesia. Kerja sama yang dilakukan mencakup produksi kelapa sawit berkelanjutan, isu perdamaian dan keamanan perempuan, dan pengelolaan pengendalian penyakit menular. Untuk kawasan Eropa, menurut Presiden Joko Widodo, Belanda merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia. Belanda yang dulunya menjajah Indonesia selama tiga setengah abad kini mitra investasi terbesar pertama dan mitra pariwisata terbesar keempat.
Sementara itu, Raja Belanda Willem Alexander menyampaikan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia terkait kekerasan yang telah dijalankannya setelah Proklamasi. Selain itu, dia mengatakan, Pemerintah kerajaan Belanda telah mengakui Kedaulatan Indonesia 1949 dan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus diakui secara politik dan moral sejak tahun 2005. Pengakuan itu ditandai dengan kunjungan pertama Pemerintah Belanda yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Belanda saat itu, Bernard Bot. Kunjungan Raja Willem Alexander di 2020 menjadi sebuah harapan dan tanda bahwa negara yang pernah menjajah Indonesia dapat tumbuh bersamam guna membentuk hubungan baru berdasarkan rasa saling menghormati, percaya, dan bersahabat.
Kita perlu apresiasi kunjungan Raja dan Ratu kerajaan Belanda ke Indonesia dimana wabah penyakit virus Corona -Covid-19 sedang mewabah. Dibutuhkan keinginan kuat untuk dapat datang ke area rawan virus. Jadi, permohonan maaf disertai keinginan untuk membangun kembali kepercayaan ditengah-tengah suatu ancaman global merupakan suatu prestasi luar biasa. Walau terjadi penolakan dan protes oleh para keluarga korban keganasan pasukan Belanda di era perang kemerdekaan, namun esensi permohonan maaf dan membangun kemitraan bisnis menjadi obat luka bangsa Indonesia yang kini sedang dirundung virus dan ancaman ketidakstabilan ekonomi akibat perlambatan ekonomi. Selain itu, Pemerintah Belanda terus melakukan koordinasi terkait tuntutan kompensasi keluarga korban dan berjanji untuk menyelesaikan secara adil dan bijaksana.