Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya saat ini tengah mendorong industrialisasi rumput laut nasional. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di Jakarta Senin, 27 April mengatakan, rumput laut memiliki kontribusi besar terhadap nilai ekspor perikanan nasional. Slamet berharap, aktivitas ekspor rumput laut akan turut menyumbang devisa di tengah pandemi COVID-19 yang mempengaruhi kinerja ekonomi nasional.
Tidak hanya rumput laut, kerapu, udang dan beberapa komoditas perikanan lainnya juga memberikan kepastian bahwa ekspor produk perikanan tetap berjalan dan prospektif di tengah pandemi. Slamet mengatakan, ekspor rumput laut memicu optimisme Indonesia bahwa meski di tengah wabah Covid-19 kegiatan ekonomi perikanan masih berjalan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo melepas ekspor rumput laut jenis Spinosum di Serang-Banten sebanyak 53,5 ton dalam bentuk raw material kering dengan nilai ekspor mencapai 700 juta rupiah. Spinosum merupakan jenis alga merah yang nilai manfaatnya cukup besar, sehingga sangat potensial didorong untuk menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor selain Eucheuma cottoni. Slamet menjelaskan, Eucheuma cottoni dan Spinosum dapat dikembangkan secara massal di Indonesia. Dia pun mengajak masyarakat pembudidaya melakukan budidaya rumput laut dengan cara yang benar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur sehingga akan dihasilkan produk rumput laut dengan kandungan agar atau karagenan atau alginate yang bagus. Saat melepas ekspor rumput laut di Serang, baru-baru ini Menteri Edhy mengungkapkan kegiatan ekspor ini merupakan momen menggembirakan. Terlebih, ekspansi tujuan ekspor produk perikanan terus meluas, seperti tujuan Vietnam yang menjadi market baru.
Tahun 2019 tercatat nilai ekspor rumput laut Indonesia mencapai 324, 84 juta dolar Amerika atau tumbuh 11,31% dibanding tahun 2018 yang mencapai 291, 83 juta dolar Amerika. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan tahun 2020 produksi rumput laut mencapai 10,99 juta ton dan diproyeksikan mencapai 12,33 juta ton pada tahun 2024. Pemerintah telah membentuk Kelompok Kerja untuk melakukan percepatan industrialisasi nasional. Untuk mendorong hal tersebut, KKP telah menyusun peta jalan percepatan produksi rumput laut nasional.