Monday, 11 May 2020 05:09

BKPM-Kementerian Luar Negeri Perkuat Kerja Sama Tingkatkan Investasi

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian Luar Negeri terus memperkuat kerja sama untuk meningkatkan investasi masuk ke Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis,7 Mei  mengingatkan pentingnya memperkuat strategi menggalang investasi di tengah dinamika pandemi COVID-19. Menurut Retno Marsudi, seiring dengan momentum pemulihan ekonomi dunia pascapandemi, Kementerian Luar Negeri dan Badan Koordinasi Penanaman Modal harus bersinergi dalam menarik investasi yang berkualitas.

Komitmen untuk bersama meningkatkan investasi itu dilakukan baru-baru ini dalam webinar (web seminar) bertajuk "Mempertahankan Momentum Investasi: Strategi Peningkatan Investasi Pasca COVID-19" yang diikuti 34 Kepala Perwakilan RI di seluruh dunia diantaranya dari Kedutaan Besar RI (KBRI) di Rusia, KBRI di Uni Emirat Arab, KBRI di Jerman, KBRI di Tiongkok, KBRI di Italia, KBRI di Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa, serta KBRI di Turki.

Dalam keterangan tertulisnya itu Retno Marsudi menegaskan, perwakilan RI diharapkan meningkatkan kinerjanya untuk menjajaki peluang yang ada di masing-masing negara setempat. Orientasi diplomasi ekonomi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Selain itu, pertumbuhan investasi pada triwulan I 2020 yang mengalami kenaikan 8 persen, turut menjadi acuan untuk meningkatkan dan memperkuat strategi investasi di tengah pandemi. Orientasi diplomasi ekonomi harus menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Sementara, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan meski dalam masa pandemi COVID-19, para diplomat terus aktif mempromosikan peluang investasi Indonesia. Bahlil menegaskan, di tengah COVID-19, memang berat untuk mengharapkan investasi baru masuk Indonesia. BKPM akan berfokus pada investasi yang sudah ada hingga dapat direalisasikan.

Menurut Bahlil, Badan Koordinasi Penanaman Modal memiliki target penyelesaian investasi yang terhenti senilai 708 triliun rupiah. Saat ini sudah diselesaikan sekitar 287 triliun rupiah yang terdiri atas proyek investasi dari antara lain Lotte Chemical Indonesia; kerja sama pembangunan kilang minyak Pertamina-Rosneft, pembangunan pembangkit listrik Tanjung Jati, serta pembangunan pabrik mobil Hyundai Motor Company.

Read 883 times