Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London mendorong perusahaan rintisan atau startup teknologi finansial Inggris untuk berinvestasi di sektor digital di Indonesia.Hal itu karena perkembangan ekonomi digital diperkirakan akan semakin meningkat pascapandemi COVID-19, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis KBRI London yang diterima di Jakarta, Rabu.Kehidupan normal baru akan terbentuk yang ditandai dengan peningkatan tren konsumen untuk produk-produk berbasis teknologi, seperti e-commerce, e-payment, dan e-transportation.Hal tersebut melahirkan tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan ekonomi digital, terutama industri teknologi finansial di Indonesia yang merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara.
Untuk itu, startup teknologi finansial Inggris dianjurkan untuk memanfaatkan tren dan peluang tersebut dengan berinvestasi di Indonesia.Pandangan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar dalam pidato kunci dalam kegiatan bincang virtual bertema Indonesia Digital Roundtable: Fintech Opportunities and Trends in Indonesia - the largest digital economy in ASEAN yang diadakan KBRI London pada Selasa (19/5).Dalam sesi panel bincang virtual itu, CEO OVO Jason Thompson menyampaikan tiga hal penting yang perlu dilakukan investor ekonomi digital untuk dapat masuk dan sukses di pasar Indonesia,diantaranya satu melakukan "lokalisasi" dengan mengadaptasikan solusi di kota-kota besar seluruh di Indonesia dan tidak hanya berfokus di Jakarta.Kedua, menurut Jason, investor perlu merangkul basis konsumen yang besar dengan melakukan uji-percobaan-bagikan (test-trial-share).antara