Monday, 08 June 2020 05:08

Rupiah Terus Menguat Di Tengah Pandemi Covid-19

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Bank Indonesia optimis rupiah akan terus menguat walaupun pandemi covid-19 belum berakhir.  Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat lalu (5/6) menguat 1,54% ke level Rp 13.877 per dolar Amerika Serikat.  Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, rupiah berpotensi terus menguat karena inflasi dan tren suku bunga yang rendah. Selain itu, defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) terus menurun. Aliran modal asing juga terus masuk, sehingga mendukung penguatan rupiah.

Bank sentral mencatat, aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia tembus Rp 7 triliun pada pekan pertama Juni. Dana dari investor asing ini masuk melalui portofolio Surat Berharga Negara (SBN). Perry menuturkan bahwa trennya semakin membaik. Di sisi lain, indikator premi resiko Indonesia atau Credit Default Swap (CDS) menurun. Saat ini, CDS Indonesia berada di level 126. Memang masih tinggi, namun ketika Covid-19 merajalela sempat menyentuh 245 dengan nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.600 per satu dolar di bulan Maret, sementara sebelum pandemitercatat di antara 66-68.

Penguatan nilai tukar rupiah juga didukung adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dengan Bank Indonesia. Dengan demikian, investor asing pun memiliki kepercayaan terhadap pasar keuangan dalam negeri.

Faktor lainnya yang mendorong penguatan rupiah adalah kondisi di Amerika Serikat saat ini,yang sedang dilanda covid-19 dan demonstrasi besar-besaran. Menurut Ekonom INDEF Bhima Yudishtira,  rupiah cukup diuntungkan dengan adanya demonstrasi di AS. Aksi unjuk rasa solidaritas terhadap kematian George Flyoyd serta warga Amerika keturunan Afrika lain yang terbunuh oleh polisi AS sebelumnya,  terjadi di banyak tempat di AS selama sepekan terakhir. Beberapa aksi protes bahkan berubah menjadi kerusuhan dan bentrokan dengan aparat penegak hukum

Hal ini  membuat situasi di dalam negeri AS menjadi lebih buruk.Hubungan Amerika Serikat  dan China yang kembali memanas, serta sikap Presiden Donald Trump  terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),  membuat pelaku pasar global mulai meninggalkan dollar. Pelemahan dollar membuat aliran dana asing masuk ke negara yang dianggap menjanjikan termasuk Indonesia.  Hal ini membuat rupiah menguat walaupun sebenarnya pendemi covid-19 belum berakhir di negeri ini.

Read 780 times