Setelah 3 bulan memberlakukan lockdown secara ketat, beberapa negara di Asean sudah mulai melonggarkan isolasi untuk mencegah sebaran virus corona. Malaysia mulai membuka kembali hampir seluruh aktivitas perekonomian dan sosial Rabu (10/06). Hal ini dilakukan setelah menerapkan kebijakan penguncian yang dikenal dengan istilah Malaysia’s Movement Control Order (MCO) hampir tiga bulan lamanya. Larangan penerbangan maupun perjalanan domestik pun telah dicabut. Aktivitas di terminal integrasi Bandar Tasik Selatan di Kuala Lumpur dilaporkan perlahan-lahan mulai kembali normal. Sedangkan Thailand saat ini tengah merencanakan untuk mencabut lebih banyak pembatasan terkait Covid-19 di sektor bisnis,. Kebijakan ini diambil setelah dilaporkan tidak adanya transmisi lokal di negeri tersebut dalam 16 hari terakhir. Juru Bicara Pusat Administrasi Situasi COVID-19 Thailand, Taweesin Wisanuyothin, menyampaikan, pihaknya akan menggelar pertemuan untuk membahas rencana tersebut pada Jumat (12/06) hari ini. Pencabutan pembatasan direncakan mulai berlaku pada 15 Juni esok. Pada fase ini, sekolah, restoran, acara konser, taman hiburan dan tempat bermain, maupun fasilitas olahraga luar ruangan sudah diizinkan kembali dibuka dengan menjalankan protokol kesehatan. Namun, pencabutan pembatasan ini belum berlaku untuk tempat hiburan malam.
Tercatat ada beberapa negara memutuskan pelonggaran ditengah kondisi jumlah penderita infeksi covid19 justru belum turun, bahkan masih terjadi peningkatan. Misalnya yang terjadi di Pakistan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta Pakistan untuk kembali menerapkan lockdown setelah kasus positif COVID-19 di negara Asia Selatan tersebut meningkat secara signifikan. Sedikitnya ada tambahan 5.000 kasus positif yang dilaporkan di Pakistan dalam 24 jam terakhir, tertinggi di antara negara-negara sekitar. Hal ini terjadi setelah pemerintah Pakistan mengumumkan pelonggaran lockdown. Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menolak dengan tegas kebijakan lockdown karena dinilai semakin menjatuhkan kondisi perekonomian negaranya. Bahkan, Khan meminta empat provinsi di Pakistan yang masih menerapkan kebijakan tersebut untuk segera mencabutnya.
India juga melakukan kebijakan serupa. Melakukan pelonggaran lockdown walaupun angka sebaran virus covid19 masih cukup tinggi. Mal, hotel, restoran dan tempat-tempat ibadah di India dibuka kembali per 8 Juni 2020, menandai berakhirnya lockdown fase pertama yang dimulai sejak akhir maret 2020. Namun area-area yang kasus virus coronanya masih tinggi diwajibkan menjalani lockdown fase ke dua sampai 30 Juni 2020. Mumbai dan Delhi adalah beberapa Kota yang kasus Covid-19 masih tinggi. Belakangan dikabarkan, setelah beberapa hari melonggarkan lockdown, India memutuskan menutup kembali tempat ibadah, khawatir akan jumlah sebaran covid19 yang meningkat
Sebuah tim peneliti dari University College London (UCL) bekerja sama dengan Universitas Tsinghua Tiongkok telah membuat sebuah model untuk memprediksi dampak pelonggaran lockdown di berbagai negara. Ditemukan Lockdown ketat selama 3 bulan akan berdampak buruk terhadap ekonomi. Namun pelonggaran lockdown akan membuat penanganan covid 19 akan berjalan lebih lambat dari sebelumnya.
Jadi, pilihan mana yang akan diambil? Tentunya terpulang kepada pemerintah negara masing-masing. Sesungguhnya tiap negara punya situasi dan kondisi yang berbeda. Dan hanya mereka lah yang paling tahu mana yang paling mendesak untuk dilakukan saat ini.