Pandemi virus corona atau COVID-19 telah menyebar ke lebih dari 200 negara di dunia. Berdasarkan worldmeters.info, per 14 Juni 2020 jumlah kasus infeksi COVID-19 telah mencapai lebih dari 7,8 juta dengan korban meninggal dunia lebih dari 430 ribu, sedangkan jumlah pasien yang berhasil sembuh tercatat lebih dari 4 juta orang. Dari kasus yang terjadi di berbagai negara, terdapat 5 negara yang melaporkan jumlah terbanyak infeksi virus corona, yaitu Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India, dan Inggris.
Di Indonesia sendiri, per 14 Juni 2020 jumlah kasus COVID-19 sudah mencapai lebih dari 36 ribu dengan total sembuh lebih dari 4 ribu pasien dan meninggal lebih dari 2100 orang. Angka ini tidak bisa dikatakan kecil mengingat penambahan kasus yang semakin meningkat setiap harinya. Bahkan pada Rabu 10 Juni 2020, jumlah pasien Covid-19 di Indonesia naik lebih dari 1200 orang.
Upaya pemerintah dengan memberlakukan berbagai kebijakan mulai dari social distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah dengan kasus COVID-19 yang tinggi, sampai menghimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, belumlah cukup untuk mengendalikan penyebaran virus COVID-19. Diperlukan cara lain yang lebih efektif yaitu vaksin dan obat COVID-19
Sepertinya, upaya untuk menemukan obat penangkal COVID-19 akan semakin dekat. Setelah melakukan berbagai riset, tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga di Surabaya, Jawa Timur, menemukan lima kombinasi regimen obat yang berasal dari obat-obat yang sudah beredar di pasaran yang berpotensi menjadi obat bagi pasien Covid-19. Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Dokter Purwati bersama Badan Intelijen Negara dan Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid 19 terus melakukan penelitian untuk memutakhirkan resep penyembuhan Covid-19. Pihaknya melakukan penelitian terkait dengan regimen kombinasi obat dan juga jenis stem cell yang efektif. Regimen merupakan komposisi jenis dan jumlah obat serta frekuensi pemberian obat sebagai upaya terapi pengobatan.
Memang, bukan hanya Indonesia yang berupaya mencari penangkal virus COVID-19. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip laman CNBC, Senin, 6 April 2020, mengatakan bahwa penelitian pengembangan vaksin dan obat untuk melawan virus Corona telah dipercepat. Menurutnya, lebih dari 70 negara bergabung dengan WHO untuk uji coba penelitian tentang pengobatan efektif dan 20 lembaga mengembangkan vaksin.
Semoga upaya yang dilakukan peneliti Indonesia dan peneliti dari berbagai negara di dunia bisa membuahkan hasil sehingga semakin banyak pasien COVID-19 yang bisa disembuhkan.