Kementerian Perindustrian meningkatkan kinerja industri furnitur karena merupakan industri yang berorientasi ekspor dan padat karya. Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat meninjau langsung proses produksi dan penerapan protokol kesehatan di salah satu pabrik furnitur di Demak, Jawa Tengah. Agus Gumiwang lewat keterangannya di Jakarta, Senin, 22 Juni mengatakan, salah satu pabrik furnitur di Demak, Jawa Tengah telah menjadi kebanggaan bagi bangsa, dengan mampu menghasilkan produk-produk yang klasifikasinya tinggi. Hal tersebut juga membuktikan kompetensi sumber daya manusia industri di Indonesia berkualitas. Misalnya, ditunjukkan oleh para karyawan pabrik furniture tersebut dalam membuat alat musik grand piano dengan spesifikasi yang terbaik di dunia.
Menurut Agus Gumiwang, produk berkualitas tinggi ini, membuktikan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dan selera pasar global. Bahkan di tengah masa pandemi Covid-19, pabrik yang memproduksi furnitur ekspor untuk kebutuhan perhotelan, apartemen, perumahan mewah, serta perkantoran itu masih menerima order baru yang cukup besar dari jaringan perusahaan hotel di luar negeri. Itulah sebabnya perusahaan tersebut tetap beroperasi tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja maupun pemotongan gaji, dengan menerapkan protokol kesehatan terhadap 2.000 pekerjanya. Guna mencegah penyebaran COVID-19 di antara karyawan, abrik furniture tersebut telah memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat.
Menurut Agus Gumiwang, pihaknya juga fokus mendorong sektor industri agar lebih berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Sebab, selama ini sektor manufaktur mampu memberikan sumbangsih cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang tahun 2018, nilai pengapalan produk furnitur nasional menembus hingga 1,69 miliar dolar Amerika atau naik empat persen dibanding perolehan tahun 2017.
Di kota yang sama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang juga meninjau pabrik elektronik. Industri elektronik merupakan salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Dikatakan, pihaknya melihat pabrik elektronik tersebut sudah menerapkan industri 4.0 atau digitalisasi, sehingga tidak bermasalah dalam mengatur penerapan protokol kesehatan. Di samping memantau penerapan protokol kesehatan, pihaknya ingin mendapat laporan langsung dari pihak perusahaan terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap penjualan. Agus Gumiwang menambahkan, pihaknya bertekad terus memperdalam struktur industri elektronik di dalam negeri sehingga dapat memacu daya saingnya hingga kancah global.