Dana Moneter Internasional-IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan negatif hampir 5 persen. Sementara itu IMF memprediksi perekonomian Indonesia pada Juni dalam posisi negatif. Demikian dikatakan Prof. Roy Sembel, Konsultan dan profesional di bidang ekonomi keuangan, kepada Voice of Indonesia di Jakarta, Senin (29/6). Menurut Roy Sembel agar perusahaan mampu melanjutkan bisnis, perusahaan perlu mempersiapkan strategi menyelaraskan kembali dan beradaptasi di era baru pasca pandemi.
Selain itu perlu perusahaan-perusahaan dan industrinya melakukan rescue dan restrukturisasi dalam jangka pendek dan dalam jangka menengah panjang, di mana bisa realign. Jadi memodifikasi bisnisnya untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, meskipun tidak semuanya harus berubah, ada yang tetap, yaitu misalkan prinsip dasar dari pengelolaan perusahaan, harus ada cashflownya, harus ada profit marginnya harus ada perputaran biz yang bagus, pertumbuhan yang sehat dan memperhatikan perkembangan customer, itu 5 hal yang wajib ada, tapi selain itu cara-caranya harus disesuaikan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Roy Sembel menambahkan langkah darurat penyelamatan perusahaan dari tekanan finansial akibat krisis harus segera dilakukan secara cepat dan akurat. Selanjutnya langkah darurat wajib diikuti dengan strategi proaktif restrukturisasi keuangan. Untuk menginformasikan strategi dan aspek hukum terkait penyelamatan darurat dan restrukturisasi perusahaan kepada pelaku usaha, pada Selasa, 30 Juni, diadakan Webinar “Financial and Legal Aspects of Rescuing, Restructuring, And Realigning Companies Facing Pandemic Crisis” atau Aspek Keuangan dan Hukum Penyelamatan, Restrukturisasi, Dan Penataan Ulang Perusahaan Yang Menghadapi Krisis Pandemi di Jakarta, dengan pembicara Prof. Roy Sembel dan Ibrahim Sjarief Assegaf. (VOI/TGH)