Thursday, 02 July 2020 00:00

CePAD, Alat Deteksi Antigen Covid-19

Written by 
Rate this item
(0 votes)
FOTO : Repb FOTO : Repb

Universitas Padjadjaran (Unpad), Jawa Barat (Jabar) terus mengembangkan alat rapid test yang dinamai Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0. Sekretaris Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran (Unpad), Muhammad Yusuf, mengatakan, perbedaan Deteksi CePAD dengan rapid test adalah pada molekul yang dideteksi. Rapid test covid-19 mendeteksi antibodi, sedangkan Deteksi CePAD ini mendeteksi antigen.  Alat Deteksi CePAD dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.

Berbeda dengan alat diagnostik cepat Covid-19 lain yang menyasar pemeriksaan antibodi dari sampel darah, alat tes cepat CepAD mampu mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19, dari sampel swab pasien. Versi pertama dari prototipe CePAD mampu mendeteksi virus yang ada dalam sampel swab itu maksimal 20 menit dengan menunjukkan dua garis merah dalam alat tes tersebut. Teknologi kunci dari alat deteksi itu, adalah biosensor yang bertugas mendeteksi sampel protein Sars COV-2. Biosensor tersebut dicetak dalam kertas mikroselulosa, kertas dengan ukuran pori yang khusus. Sampel swab dari pasien diteteskan pada alat rapid test. Biosensor pada rapid test tersebut adalah antibodi antigen yang dihasilkan dari ayam yang disuntikkan protein antigen virus. Biosensor tersebut akan mendeteksi reaksi antibodi antigen terhadap protein virus yang ditangkap alat itu dengan hasil berupa tampilan dua garis merah. 

Sekretaris Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran (Unpad), mengatakan, antibodi antigen itu relatif akurat untuk dipergunakan sebagai komponen rapid test Covid-19. Seluruh pengujian yang dilakukan pada sampel swab dengan hasil positif lewat uji PCR menghasilkan bacaan dua garis merah pada alat rapid test CePAD, yang menandakan keberadaan virus Sars COV-2 terdeteksi. Alat Deteksi CePAD sedang dalam proses uji prototipe. Co-Founder PT Pakar Biomedika Indonesia, sekaligus Kepala Pusat Studi Infeksi Fakultas Kedokteran Unpad, Bachti Alisjahbana, mengatakan, perusahaannya sudah menyiapkan lini produksi untuk alat deteksi antigen hasil riset. Menurut taksirannya, harga jual alat deteksi antigen CePAD itu diperkirakan Rp 100 ribu per unitnya, jauh lebih murah dibandingkan alat rapid test yang saat ini beredar di pasaran yang mayoritas bahan bakunya masih mengandalkan impor.

Read 984 times Last modified on Thursday, 02 July 2020 08:34