Friday, 31 July 2020 05:42

Kemenperin Pacu Industri Makanan dan Minuman Terapkan Teknologi 4.0

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan upaya-upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas industri makanan dan minuman nasional agar mampu berkompetisi di tingkat global. Salah satu langkahnya adalah dengan mendorong penerapan teknologi Industri 4.0 di sektor tersebut, mulai dari tahap desain produk hingga distribusi.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim lewat keterangan resmi di Jakarta, Senin, 27 Juli mengatakan, upaya tersebut diproyeksikan mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi sektor industri makanan dan minuman antara 10 hingga 15 persen.

Menurut Rochim, implementasi Industri 4.0 pada sektor manufaktur dapat menghemat biaya operasional. Ia menjelaskan, dengan teknologi Industri 4.0, pelaku industri dapat melakukan estimasi kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki atau merevitalisasi peralatan produksi yang mereka miliki, sekaligus dapat mencegah kerusakan alat produksi yang berdampak pada proses produksi.

Teknologi Industri 4.0 juga dinilai berperan penting meningkatkan utilisasi pabrik pada sektor makanan dan minuman, terlebih pada kondisi pandemi COVID-19. Dikatakan, implementasi teknologi Industri 4.0 dapat menjadi solusi ketika pabrik belum dapat sepenuhnya beroperasi secara normal.

Abdul Rochim mengatakan, saat ini penggunaan teknologi industri 4.0 di sektor makanan dan minuman sudah cukup baik dan akan terus didorong implementasinya, sehingga dapat lebih optimal pertumbuhannya dan menghasilkan produk berdaya saing tinggi.

Industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor andalan penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional. Peran pentingnya terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas, yang mencapai 36,4 persen pada triwulan pertama 2020. Bahkan sepanjang semester pertama tahun 2020, industri makanan dan minuman memberikan devisa yang paling besar dengan ekspor senilai 13,73 miliar dolar Amerika. Sektor ini juga mendominasi sektor usaha di dalam negeri, terutama industri kecil menengah (IKM), sehingga menjadi tumpuan bagi berputarnya roda ekonomi nasional. Industri ini ditargetkan mampu unggul di wilayah Asia Tenggara.

Read 804 times