Badai Laura menerjang Texas dan Louisiana, Amerika Serikat dengan kekuatan penuh atau kategori 4 hingga merusak rumah dan bangunan, bahkan mengakibatkan kematian. Angin berhembus hingga kecepatan 150 mil atau sekitar 240 kilometer per jam pada Kamis (27/8/2020) sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat. Laura menjadi badai paling kuat yang menyerang Louisiana, bahkan melampaui Katrina, yang melanda AS pada 2005 lalu. Proses evakuasi bencana ini ini pun dipersulit akibat pandemic covid19 yang juga mewabah di Texas dan Lousiana.
Sungguh tahun 2020 ini merupakan tahun yang luar biasa. Sebelum berbagai negara terkena wabah Covid 19, sejak awal 2020, setidaknya sudah ada beberapa bencana alam besar yang terjadi dan mempengaruhi dunia. Misalnya saja Kebakaran hutan dan lahan di Australia, Gletser di Selandia baru yang berubah Kecoklatan, Erupsi gunung Taal di Filipina, cairnya gletser di Himalaya dan beberapa kejadian lainnnya, termasuk banjir besar di Jakarta di awal tahun. Hampir semua pemerhati masalah lingkungan dan iklim sepakat bahwa kondisi ekstrem di seluruh belahan bumi ini ada kaitannya dengan perubahan iklim dan pemanasan global.
Krisis iklim sebenarnya dapat diminimalisasi apabila target kesepakatan Paris mengenai lingkungan hidup dapat dicapai oleh semua pihak, khususnya yang terikat dengan kesepakatan tersebut. Yaitu, untuk mengurangi laju kenaikan suhu di bawah 2 derajat. Bahkan lebih ambisius, yaitu di bawah 1,5 derajat dan itu harus dilaksanakan melalui NDC (Nationally Determined Contribution) masing-masing negara,.
Tiap negara seharusnya mengambil peran berkontribusi untuk persoalan krisis iklim karena berdampak pada kehidupan dan bencana global. Di samping beradaptasi, untuk menghentikan atau mengurangi perubahan iklim juga harus dilakukan langkah-langkah mitigasi. Seperti pengurangan emisi gas rumah kaca penyebab perubahan iklim, yang harus dilakukan dengan tegas dan bijaksana, terutama oleh negara-negara besar.
Badai Laura yang menerjang di tengah pandemic Corona/ covid19 lagi-lagi menjadi pengingat betapa alam menyerukan perbaikan menyeluruh. Saatnya manusia memperbaiki cara hidup yang lebih bersahabat dengan alam, agar meredam kemungkinan bencana berikutnya.