Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada hari Rabu (23/9) menyampaikan pidato pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB ke 75. Pidato Jokowi berada di urutan ke 16 pidato kepala negara dan disampaikan dalam bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah pandangan dalam rangka mendorong fungsi dan peran PBB lebih baik di usia ke 75 tahun ini. Presiden Joko Widodo menyampaikan, PBB harus terus berbenah diri dalam menghadapi situasi dunia yang terus berubah dengan mengedepankan multilateralisme.
Insert 1 : PBB harus senantiasa berbenah diri melakukan reformasi revitalisasi dan efisiensi. PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism deliveres, termasuk pada saat terjadinya krisis. PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif sejalan dengan tantangan zaman, PBB bukanlah sekedar sebuah gedung di kota New York tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus. Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB terhadap multilateralisme. Multilateralisme adalah satu2nya jalan yg dapat memberikan kesetaraan.
Presiden Joko Widodo juga menyatakan keprihatinannya bahwa perpecahan dan rivalitas antarnegara justru semakin tajam di tengah merebaknya pandemi COPVID-19. Ia mengatakan, yang dibutuhkan dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini ialah persatuan semua negara anggota PBB.
Insert 2 : Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19. Di saat seharusnya kita semua bersatu padu bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam.
Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo juga kembali menegaskan dukungan Indonesia terhadap Palestina. Menurutnya dukungan terhadap Palestina ditekankan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung. Hingga kini, prinsip Dasa Sila Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Insert 3 : Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina, untuk mendapatkan hak-haknya.