Indonesia mengantongi bisnis senilai US$85,5 juta atau sekitar Rp1,1 triliun dari jalinan kerja sama dengan Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC). Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya merinci dari angka tersebut sebesar US$14,3 juta atau Rp200 miliar di antaranya masih berupa potensi bisnis yang belum ditandatangani. Swajaya menyebut kerja sama yang terbentuk tahun ini naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini, menurutnya, menunjukkan sinergi bisnis dari investor Amerika Latin dan Karibia yang menjanjikan. Hal itundikatakan I Gede Ngurah Swajaya pada penutupan INA-LAC Business Forum 2020 secara daring, Rabu (11/11). Di kesempatan sama, dia menyebut saat ini terdapat 108 proyek di dalam negeri yang membutuhkan suntikan dana investor asing. Proyek tersebut berasal dari 10 sektor berbeda dan 11 provinsi di Indonesia.CNN INDONESIA